Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Supernova Berusia 2.000 Tahun Terungkap

Kompas.com - 25/10/2011, 13:35 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Astronom dengan bantuan dua teleskop NASA, Spitzer dan WISE atau Wide-field Infrared Survey Explorer, berhasil memecahkan misteri supernova berusia 2.000 tahun. Usia yang disebut merujuk pada rentang waktu antara penemuan supernova dengan saat ini.

Supernova itu bernama RCW 86 dan berlokasi 8.000 tahun cahaya dari Bumi. Supernova tersebut dijumpai astronom China pada tahun 185 Masehi dan tampak di langit saat itu selama 8 bulan. Astronom China saat itu menyebutnya sebagai "guest star". Baru pada tahun 1960, diketahui bahwa RCW 86 adalah supernova.

Misteri dari supernova itu adalah bentuk bulat yang lebih besar dari yang biasanya. Astronom mengatakan, jika supernova meledak saat ini serta dilihat dalam cahaya inframerah, maka ruang yang diambil lebih besar dari ruang bulan purnama.

Lewat penelitian, astronom menemukan bahwa supernova tersebut merupakan supernova Tipe Ia. Sebelumnya, supernova itu adalah bintang yang menyusut menjadi bintang katai putih, menghisap material dari bintang sahabat yang berlokasi di dekatnya, kemudian meledak.

"Ledakan bintang katai putih menyerupai abu asap yang berasal dari api. Jika Anda punya bahan bakar, maka itu akan meledak," ujar Brian Williams, astronom North Carolina State University, Raleigh, seperti dikutip Space.com.

Studi juga menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya, bintang katai putih bisa menciptakan ruang kosong di sekitarnya sebelum meledak. Adanya ruang kosong inilah yang bisa membuat sisa-sisa RCW 86 tampak lebih besar dari umumnya. Menurut astronom, ruang kosong memungkinkan material dikeluarkan dengan leluasa bersama gas dan debu. Ruang kosong juga memungkinkan sisa-sisa bintang tersebar.

"Astronomi modern berhasil mengungkap satu misteri kosmos berusia 2.000 tahun untuk mengungkap misteri yang lainnya. Kini dengan banyak observatorium yang memperkaya kita tentang wawasan kosmos, kita bisa mengagumi fisika di balik kematian bintang ini, dengan masih menyimpan rasa kagum seperti astronom kuno," kata Bill Danchi, ilmuwan program Spitzer dan WISE di NASA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau