Hutan Wehea Kekurangan Petugas Jaga

MUARA WAHAU, KOMPAS.com — Hutan Wehea seluas 38.000 hektar di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, kekurangan petugas jaga hutan. Jumlah penjaga hutan yang ada bahkan dikurangi karena pengelola kekurangan dana.

Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Unit Pelaksana Hutan Wehea Nunu Kasyanto mengakui, dengan luas hutan mencapai 38.000 ha, jumlah penjaga hutan yang ideal setidaknya 50 orang agar patroli batas-batas hutan dapat menyebar ke semua titik.

Namun, jumlah petugas saat ini justru dikurangi karena pengelola tak mampu membayar gaji dan biaya operasional. "Dana untuk logistik saja kekurangan, apalagi untuk gaji," kata Nunu, saat ditemui di Hutan Wehea, Senin (10/10/2011) pagi.

Sejak Agustus ini petugas jaga hutan dikurangi jumlahnya dari 15 orang yang berpatroli setiap bulannya menjadi 10 orang. Selain itu, gaji para penjaga hutan pun dikurangi dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 1 juta per bulan.

Selama ini, sumber dana pengeloaan hutan Wehea berasal dari APBD Kutai Timur sebesar Rp 980 juta per tahun ditambah sokongan dana dari lembaga nonpemerintah The Nature Conservancy (TNC) karena pengelolaannya dikerjasamakan. Namun, TNC menyetop dananya mulai Agustus ini karena kerja samanya dengan Pemkab berakhir.

"Biasanya, alokasi dana itu dari Pemkab 60 persen dan TNC 40 persen," kata Nunu. Terdapat 10 penjaga hutan atau Petkuq Mehuey (PM) dalam bahasa suku dayak Wehea. Penjaga hutan ini dari orang-orang lokal. Salah satu penjaga hutan, Le Jie Ding, mengakui, dengan jumlah penjaga hutan yang ada perbatasan di sisi barat dan timur tidak terpantau sehingga rawan disusupi perambah.