Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar "Bocoran" Draf Kesepakatan Kopenhagen

Kompas.com - 10/12/2009, 12:50 WIB

KOPENHAGEN, KOMPAS.com — Sebuah dokumen yang diduga konsep Copenhagen Agreement atau Kesepakatan Kopenhagen beredar di kalangan delegasi COP-15 dan media pada Selasa (8/12/2009) tengah malam atau Rabu pagi waktu Indonesia. Dokumen ini sempat membuat situasi “memanas” pada delegasi negara berkembang.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Kompas.com dari sejumlah aktivis lingkungan yang mengikuti COP-15 di Kopenhagen, delegasi negara-negara Afrika terlihat emosi terhadap isi dokumen dan melakukan aksi spontan di Bella Centre.

Bocornya dokumen ini sempat membuat sekretariat UNFCCC kelabakan. Tengah malam, dikeluarkan seruan media menanggapi informasi dan kekhawatiran yang beredar terhadap hasil COP-15. Seruan media ini hanya berisi satu paragraf pernyataan dari Sekretaris Eksekutif UNFCCC Yvo de Boer bahwa dokumen itu merupakan dokumen informal yang disampaikan kepada Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen “Adoption of the Copenhagen Agreement”.

Boer mengatakan, dokumen tersebut merupakan dokumen informal yang dikeluarkan sebelum konferensi untuk diberikan kepada beberapa orang dalam proses konsultasi. Sementara itu, dokumen formal dalam proses UN hanya akan dikeluarkan Presiden COP-15 atas permintaan para pihak.

Sehari sebelumnya, kelompok masyarakat sipil yang tergabung dalam gerakan Climate Justice Now! sudah mengirimkan petisi memprotes Perdana Menteri Denmark yang bersikap tidak transparan. Kelompok yang beranggotakan 400 lebih organisasi masyarakat sipil seluruh dunia ini mengecam Pemerintah Denmark yang menelikung proses perundingan.
 
Dokumen ini dikhawatirkan memperlemah kesepakatan perundingan-perundingan sebelumnya, termasuk komitmen negara industri menurunkan jumlah emisi dan bagaimana cara melakukannya. Dokumen ini juga memecah negara berkembang dengan kategori baru, yaitu negara miskin dan negara paling rentan, serta mengarahkan pendanaan dampak perubahan iklim melalui pendekatan berbasis pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com