Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan Telur Penyu Kembali Marak

Kompas.com - 22/10/2009, 08:33 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Perburuan liar telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) di pesisir barat laut Kalimantan Barat, tepatnya di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, kembali marak dalam 1,5 bulan terakhir. Jumlah pemburu telur dari satwa dilindungi itu juga semakin bertambah.

Sebelumnya, perburuan itu sempat terhenti sebulan, tepatnya setelah kasus perburuan dan penjualan telur penyu yang didalangi tenaga kontrak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar bernama Latif dan jaringannya terkuak, akhir Juli lalu. Latif yang sebelumnya dipercaya menjaga dan menangkarkan telur penyu di Taman Wisata Alam (TWA) Belimbing tersebut, sejak awal Agustus dipecat oleh BKSDA Kalbar.

"Perburuan telur di luar kawasan TWA Belimbing, tepatnya di sepanjang pantai dari Sungai Belacan hingga Tanjung Kemuning, juga menjadi-jadi. Pelakunya masih sama dan malah ia sudah menambah tenaga pemburu telur hingga sekarang berjumlah 10 orang. Sebelumnya hanya delapan orang yang memburu telur di sana," kata petugas Turtle Monitoring Officer WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat Dwi Suprapti.

Kawasan pantai sepanjang 63 kilometer di Kecamatan Paloh merupakan habitat bagi penyu untuk bertelur. Pada musim puncak penyu bertelur, yakni pada bulan Juni-Agustus, tiap malam ada lebih dari 30 ekor penyu betina yang membuat sarang di pantai dan bertelur. Tiap sarang terdapat sekitar 113-180 butir telur. Di luar musim puncak bertelur itu, penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur ada sekitar 5-10 ekor per malam.

Di samping perburuan telur penyu, menurut Dwi, peredaran telur penyu yang dipasarkan hingga Serawak, Malaysia, juga kembali marak. Polanya masih sama, yakni diselundupkan melalui Temajo, katanya.

Koordinator WWF-Indonesia Program Kalbar Hermayani Putera menyayangkan praktek perburuan liar dan penyelundupan telur penyu tersebut. Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan hukum secara represif, bukan lagi persuasif. Langkah ini penting untuk menghentikan perburuan dan menimbulkan efek jera bagi pemburu liar.

"Kami mendorong aparat terkait setempat untuk melakukan patroli bersama. Sudah ada kesepahaman bersama dan mereka berkomitmen untuk menindak tegas pelakunya," kata Hermayani.

Saat dimintai tanggapan tentang maraknya kembali perburuan liar telur penyu itu, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Ajun Komisaris Besar Suhadi SW menyatakan, kepolisian akan menyelidiki kasusnya. Jika memang ditemukan adanya perburuan liar telur penyu di sana, pelakunya tentu akan kita tindak tegas," katanya.   

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com