BENGKULU, KOMPAS.com - Perambahan sejumlah kawasan hutan untuk dijadikan perkebunan di Provinsi Bengkulu dikhawatirkan akan mengancam habitat puspa langka raflesia (Raflesia sp).
”Hampir semua lokasi hidup atau habitat bunga raflesia sudah dirambah dan hal ini akan membuat bunga ini semakin susah ditemui,” kata anggota Kelompok Peduli Puspa Langka Tebat Monok Kabupaten Kepahiang, Holidin, di Bengkulu, Kamis (10/9).
Saat ini, kata dia, kawasan hutan yang masih tergolong baik hanya dapat dijumpai di kawasan Cagar Alam (CA) Taba Penanjung I dan Taba Penanjung II Register 79. Padahal, hampir di seluruh kawasan hutan lainnya di Bengkulu, bunga ini sering muncul.
”Tidak hanya di Taba Penanjung, hampir di semua hutan Bengkulu bisa tumbuh asalkan habitatnya masih bagus,” katanya. Hutan tropis basah dengan kelembaban tinggi merupakan tempat yang sangat baik bagi tumbuhnya inang Bunga Raflesia, yakni tumbuhan jenis Liana (Tetra stigma).
Perambahan hutan, kata dia, membabat habis tumbuhan inang itu, padahal tanpa tumbuhan inang ini, bunga raflesia tidak akan muncul. Hal ini mendasari kelompok untuk menjaga hutan CA Taba Penanjung I dan II sebagai habitat bunga raflesia dan mereka juga menangkar bunga kibut atau bunga bangkai (Amorphophallus sp).
Belum lama ini, satu bunga raflesia mekar di lokasi tersebut, tetapi karena jaraknya yang jauh ke dalam kawasan hutan, tidak banyak yang bisa melihat bunga tersebut.
Sementara itu, staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu, Mugi, mengatakan, pihaknya juga menemukan lebih dari 10 calon bunga raflesia di kawasan Hutan Produksi Terbatas Lebong Kandis di Bengkulu Utara. (MAR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.