Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelamatkan Diri Lewat Tangga Darurat Bukan Tindakan Terbaik

Kompas.com - 03/09/2009, 22:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih membekas di ingatan kita peristiwa kepanikan massal ketika ribuan orang di Jakarta digoyang gempa Tasikmalaya (2/9) lalu. Terlebih mereka yang sedang berada di gedung-gedung pencakar langit.

Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di barat daya Tasikmalaya membuat gedung-gedung di Jakarta bergoyang, ribuan orang seketika berjejal menyelamatkan diri berjuang turun dari gedung melalui tangga darurat.

Para orang tua dan wanita bergegas menuruni ribuan anak tangga. Bisa dibayangkan banyak tenaga yang terkuras hingga membuat pingsan. Ada pula sejumlah ibu hamil yang pingsan dan dilarikan ke rumah sakit karena kejang perut.

Ternyata lari seketika menuruni anak tangga menuju luar gedung saat gempa bukan tindakan tepat. Kepanikan tidak harus terjadi jika kita tahu prosedur standar penyelamatan diri saat terjadi gempa.

Berikut standar praktis penyelamatan gempa seperti dirilis Federal Emergency Management Agency (FEMA) sebuah badan yang menjadi bagian dari Departemen Keamanan Daerah AS (DHS) melalui situs mereka.

Bertahan seaman mungkin selama gempa berlangsung. Sadarilah bahwa ini adalah gempa permulaan. Gempa susulan yang lebih besar mungkin terjadi. Gerakan minimal hanya ke tempat yang aman di dekat Anda dan tetap tinggal di dalam ruangan hingga goncangan berhenti dan Anda yakin keluar dengan aman.

Jika di dalam ruangan:

  • Segera merunduk ke lantai. Berlindung ke bawah meja yang kokoh dan jangan keluar sampai goncangan gempa berhenti. Jika di dekat Anda tidak ada meja, lindungi wajah dan kepala dengan lengan sambil berjongkok di dekat sudut ruangan.
  • Jauhi benda kaca, jendela, pintu dan dinding luar dan apapun yang bisa jatuh seperti lampu atau benda-benda furnitur.
  • Jika sedang tiduran di kasur, tetaplah bertahan. Lindungi kepala Anda dengan bantal atau jika berada di bawah lampu yang berat, segera pindah ke sudut aman yang terdekat.
  • Tinggal di dalam sampai goncangan berhenti lalu yakinkan bahwa Anda aman untuk keluar. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan luka-luka terjadi ketika orang-orang di dalam bangunan panik atau berjejal untuk segera keluar gedung.
  • Saat menuruni gedung jangan gunakan lift atau tangga berjalan.

Jika di Luar Rungan:

  • Tetap bertahan
  • Menjauhlah dari bangunan, lampu jalanan, atau apapun bangunan atau pohon yang ada di dekat Anda.
  • Tetap bertahan di luar sampai guncangan berhenti. Sebanyak 120 korban jiwa dari gempa yang terjadi sejak tahun 1933 membuktikan, mereka tewas karena tertimpa puing reruntuhan dan dinding runtuh. Gerakan tanah selama gempa jarang menjadi penyebab langsung kematian atau cedera. Sebagian besar korban gempa meninggal atau cedera karena tertimpa dinding runtuh, pecahan kaca, atau tertimpa benda berat lainnya.

Jika sedang berkendara:

  • Berhenti secepatnya dan tinggal di dalam mobil. Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jalan layang, atau instalasi listrik atau kabel.
  • Lanjutkan dengan hati-hati setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau areal landai yang mungkin telah rusak akibat gempa.

Jika terperangkap di bawah puing:

  • Jangan nyalakan api.
  • Jangan bergerak atau menendang debu. Tindakan ini juga bisa membuat runtuhan semakin parah.
  • Lindungi mulut anda dengan sapu tangan atau kain baju.
  • Tekan perlahan dinding sehingga penyelamat dapat menemukan Anda. Gunakan peluit jika tersedia. Berteriak hanya sebagai pilihan terakhir. Berteriak dapat mengakibatkan bahaya Anda menghirup debu.

Tindakan di atas bersifat praktis. Tanya dan diskusikanlah tindakan lainnya kepada orang yang pernah mengikuti pelatihan penyelamatan bencana gempa. Perlu diketahui, hanya sedikit perusahaan di Indonesia yang berkantor di gedung tinggi telah melatih karyawannya bertindak darurat khusus jika terjadi gempa bumi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau