Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB dan BPPT Upayakan Hujan Buatan di Kalbar

Kompas.com - 01/09/2009, 10:18 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengupayakan hujan buatan di wilayah Kalimantan Barat selama dua pekan mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau panjang dan mencegah terulangnya bencana kabut asap di Kalbar.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar Tri Budiarto mengungkapkan, langkah mengupayakan hujan buatan ini merupakan tindak lanjut atas permintaan Gubernur Kalbar kepada pemerintah pusat pada pertengahan Agustus lalu. Saat itu kabut asa p akibat pembakaran lahan di Kalbar sudah mencapai taraf membahayakan kesehatan warga dinyatakan sebagai sebuah bencana.

"Musim kering sebagai dampak El Nino diperkirakan berlangsung hingga bulan Januari mendatang sehingga kita juga hars bersiap dengan kondisi krisis panjang dan potensi bencana kabut asap yang lebih besar,: kata Tri.

Proses membuat hujan buatan di wilayah Kalbar dilakukan dengan menaburi garam semai sebanyak 500 kilogram ke awan cumulus di ketinggian 8.100 kaki. Garam ditaburkan dari atas pesawat Cassa 212 yang terbang dari Bandara Supadio Pontianak ke lokasi yang menjadi target hujan buatan. Tim yang terdiri atas dua staf BPPT Heru dan Findy dan staf BNPB Tukino, terbang bersama pilot Kapten Ribut Suyanto.

Hari pertama membuat hujan buatan dilakukan pada hari Sabtu (29/8) di wilayah Kabupaten Bengkayang. Target hari berikutnya adalah Kabu paten Ketapang dan Kabupaten Sanggau. Hari Senin (31/8), tim kembali menargetkan hujan buatan di Kab upate n Bengkayang dan Sanggau.

Sementara itu kabut asap tipis mulai menyelimuti Kota Pontianak sejak Minggu malam (30/8). Meski demikian belum diketahui pasti berapa indeks standar pencemaran udara (ISPU) saat itu. Keberadaan kabut asap tipis ini menandakan aktivitas pembakaran lahan kembali marak setelah semp at terhenti akibat hujan dalam dua pekan terakhir.

"Upaya hujan buatan ini perlu diikuti dengan upaya sistemik dari instansi terkait untuk mengatasi sumber-sumber asap di pertanian tradisional dan landclearing perkebunan. Ini penting agar tidak terjadi lagi kabut asap," kata Tri.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com