CAPE CANAVERAL, KOMPAS.com — Pesawat ulang-alik Discovery dengan tujuh awaknya bersiap untuk menyatu dengan stasiun ruang angkasa internasional, Minggu (30/8). Sementara pemeriksaan terhadap pesawat terus berlangsung.
Pesawat dengan komandan Rick Sturckow ini dijadwalkan bergabung dengan stasiun ruang angkasa internasional (ISS) pada Senin pagi waktu Indonesia.
Saat peluncuran, Sabtu lalu, memang tidak terdeteksi serpihan seperti terjadi pada Endeavour beberapa waktu lalu.
Pilot Kevin Ford dan spesialis misi Patrick Forrester dan Jose Hernandez menggunakan alat Orbiter Boom Sensor System yang panjangnya sekitar 16 meter, yang melekat pada tangan robot, melakukan pemeriksaan bagian kanan dan kiri sayap pesawat serta ujung hidung pesawat.
Pemeriksaan dilakukan dengan laser dan kamera yang dilekatkan pada tangan robot, citranya dikirim ke stasiun bumi untuk dianalisis. Beberapa citra tertahan karena ada masalah teknis pada pengirim citra.
”Tak ada yang hal aneh yang terlihat,” ujar Direktur Penerbangan Tony Ceccacci. Sesaat sebelum bergabung, bagian bawah Discovery akan difoto dengan teliti oleh awak ISS.
Enam tahun lalu Columbia jatuh akibat sebuah lubang di bagian bawah sayap. Sejak itu, pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) selalu secara teliti memeriksa apakah ada indikasi terjadi kerusakan setelah peluncuran.
Sementara itu, spesialis misi Danny Olivas, Christer Fuglesang (asal Swedia), serta Nicole Stott telah menyelesaikan pemeriksaan baju ruang angkasa yang akan digunakan untuk tiga kali berjalan di angkasa luar saat proses penggabungan. Pemeriksaan baju itu berlangsung dua jam.
Kru lainnya melakukan persiapan pendaratan, di antaranya memeriksa semua alat yang akan digunakan selama misi bersama.
Terdapat sedikit masalah kebocoran pada propulsi (mesin penggerak berukuran kecil (thruster). Para awak lalu diminta menutup propulsi tersebut dan propulsi lainnya di bagian hidung sampai misi selesai. Sejumlah pejabat mengatakan, hal itu tidak akan berdampak pada misi yang dijalankan.