FLORIDA, KOMPAS.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA menyelesaikan program perakitan roket Ares I-X, melengkapi persiapan tes peluncuran yang dijadwalkan Oktober 2009 mendatang. Roket tersebut belum merupakan versi penuh roket pendorong, Ares I.
Ares I-X merupakan bagian dari beberapa segmen roket Ares I. Roket Ares I sendiri merupakan komponen kunci dalam sistem transportasi luar angkasa generasi lanjut yang dikembangkan NASA. NASA merencanakan menggunakan Ares I untuk meluncurkan kapsul Orion, kendaraan angkasa yang akan digunakan membawa manusia dalam misi luar angkasa selanjutnya, setelah pesawat luar angkasa yang digunakan saat ini memasuki masa pensiun.
Versi roket tanpa awak yang akan diujicobakan kini berada di gedung perakitan wahana (vehicle assembly building/VAB) di Pusat Luar Angkasa Kennedy. Bagian-bagian terakhir dari roket Ares I-X, berikut modul awak dan sistem kegagalan peluncuran, telah disatukan 13 Agustus pada platform peluncur bergerak di VAB Florida.
Secara resmi, NASA telah mengeluarkan gambar Ares I-X untuk pertama kalinya, sebuah roket dengan tinggi mencapai 99 meter (327 kaki). Para insinyur NASA telah menyiapkan 700 sensor untuk mengetes roket dan menyiapkan beberapa sistem pengecekan dalam satu-dua pekan ini untuk memastikan Ares I-X, sukses dalam uji coba peluncuran.
Faktor bentuknya yang ramping dan panjang roket menjadi perhatian khusus, termasuk dalam pengetesannya. Tujuan utama tes Ares I-X adalah memastikan kestabilan Ares I, yang terdiri atas beberapa bagian roket, ketika diluncurkan. Tidak hanya sukses dalam uji coba di darat. Menurut manajer peluncuran, bagian roket Ares I-X harus mencapai ketinggian 40,2 kilometer kira-kira dua menit setelah waktu peluncuran ditetapkan.
Sebelumnya, sesuai simulasi, bagian bawah Ares I ditargetkan terlepas dan terjatuh di kawasan Samudra Atlantik. Mengenai pesawat ulang alik yang membawa manusia ke Bulan, NASA menjadwalkan pensiun pada tahun 2010. Adapun sistem Ares-Orion yang sedang dibangun saat ini tidak ditujukan untuk peluncuran sebelum awal tahun 2015. Sejumlah pihak menyebut ada keterlambatan dalam program pengembangan sistem baru menggantikan sistem yang lama. (GSA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.