Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

El Nino Akan Ancam Musim Tanam Kedua

Kompas.com - 12/08/2009, 16:14 WIB

KULON PROGO, KOMPAS.com - Musim tanam padi pertama tahun 2009 di Kulon Progo, yang dimulai Agustus ini, diperkirakan masih aman dari ancaman kekeringan akibat fenomena alam El Nino di Samudera Pasifik. Dampak El Nino kemungkinan baru dirasakan petani pada musim tanam kedua, Desember nanti.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo, Agus Langgeng Basuki, cadangan air irigasi sawah dari Waduk Sermo dan Bendungan Sapon Sungai Progo masih aman sampai 2-3 bulan ke depan. Ini berarti, bibit padi yang sudah ditanam petani memiliki kesempatan tumbuh. "Hanya saja, jika pengaruh El Nino cukup kuat, kemarau akan berlangsung lebih lama. Hujan yang diharapkan turun pada bulan November bisa mundur hingga beberapa minggu atau bulan seperti pada tahun 2007," kata Agus, Rabu (12/8).

Kemungkinan ini diperoleh Agus berdasarkan hasil laporan pengamatan Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi DI Yogyakarta. Ketiadaan hujan, sementara air waduk dan sungai telah mengering, akan menyulitkan petani.

Skenario terburuk dari dampak El Nino ini adalah petani akan kehilangan satu kali masa panen. Untuk itu, pemerintah daerah sudah menyiapkan bantuan pengganti benih agar petani tidak terlalu merasa dirugikan.

Sebenarnya petani bisa memanfaatkan musim kering yang panjang dengan menanam palawija. Akan tetapi, lanjut Agus, petani sudah telanjur terbiasa menanam padi pada musim tanam kedua, dan untuk mengajak petani berganti komoditas bukanlah persoalan yang mudah, serta tidak bisa dilakukan seketika.

Sementara itu, sejumlah petani yang ditemui di Pengasih dan Lendah mengaku tidak terlalu percaya dengan fenomena El Nino. Mereka masih yakin hujan akan turun menjelang akhir tahun karena sesuai dengan sistem pranata mangsa yang sudah diyakini secara turun-temurun. "Saya tidak mau menduga-duga. Kita lihat saja nanti, apa benar hujan tidak akan turun. Kalau memang demikian, maka solusinya akan dipikirkan bersama dengan kelompok," kata Tri Surono (42), petani di Bumirejo, Lendah.

Jiono (36), petani di Sendangsari, Pengasih, mengatakan akan sangat kecewa jika hujan benar-benar tidak turun di musim tanam kedua. Sebab, hasil panen dari musim tanam itu akan dipakai untuk mencukupi lumbung pangan keluarga. Hal ini berbeda dengan hasil panen musim tanam pertama yang akan dijual karena harga dan permintaannya tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau