Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anomali Iklim Rugikan Petani Bawang Merah dan Tembakau

Kompas.com - 24/07/2009, 17:09 WIB

BANTUL, KOMPAS.com - Anomali iklim yang berlangsung selama sepekan terakhir membuat petani bawang merah dan tembakau di Bantul was-was. Mereka khawatir anomali berlangsung lama sehingga berdampak pada kelangsungan tanamannya. Bila itu terjadi, kerugiannya cukup banyak karena mereka bisa saja gagal panen.

Satiman, petani bawang merah di Desa Srigading Sanden, Jumat (24/7) mengatakan, curah hujan membuat bawang merah membusuk dan mati. Air adalah musuh utama bawang merah. Kalau mendapat siraman cukup banyak, ia tidak akan bertahan lama. Apalagi usia tanam sekarang baru sekitar satu bulan, katanya.

Luas lahan milik Satiman sekitar 10 ru atau setara dengan 1.400 meter persegi. Ia menghabiskan 13 kilogram benih bawang merah. Diperkirakan hasil panennya mencapai 1 kuintal. Dengan harga rata-rata Rp 5.000/Kg, maka nilai panennya mencapai Rp 500.000. "Kalau tanamannya mati maka saya tidak mungkin dapat hasil. Yang ada saya malah merugi," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Edy Suharyanto mengatakan, luas areal tanam bawang merah saat ini mencapai 800 hektar. Ia juga mengkhawatirkan anomali iklim karena dampaknya cukup serius. Namun ia tidak bisa berbuat banyak mengingat anomali iklim tidak bisa dideteksi sejak dini.

Kalau ada informasi yang dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan berapa lama anomali iklim berlangsung, petani mungkin bisa menunda musim tanam, atau mengganti tanaman dengan jenis lain, katanya.

Selain bawang merah, anomali iklim juga mengancam tanaman tembakau. Tembakau termasuk jenis tanaman yang tidak tahan dengan air. Di Bantul luas areal tanam tembakau mencapai 440 hektar, yang tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, dan dan Piyungan.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com