Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luntur Kasumba, Si Burung Berkalung

Kompas.com - 15/07/2009, 16:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu jenis burung langka yang karenanya masuk dalam seri perangko "Pusaka Hutan Sumatera" adalah luntur kasumba (Harpactes kasumba). Populasinya tergolong rendah walaupun hidup di habitat alami yang sesuai yaitu di hutan primer dan hutan dataran rendah bekas tebangan skala rendah.

Burung jenis ini tersebar di hutan dataran rendah tropis Sunda Besar yaitu Sumatera, Jawa, dan Kalimantan pada ketinggian kurang dari 600 meter dari permukaan laut. Namun, kini luntur kasumba sudah jarang ditemui di daerah-daerah tersebut.

Ancaman terhadap populasi ini terjadi karena habitat mereka sering mengalami penebangan dan dikonversi menjadi lahan pertanian. Selain itu juga, kebakaran hutan yang kerap terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja memberikan dampak negatif terhadap keberadaan populasi burung jenis ini.

Luntur kasumba berukuran besar dengan panjang 33 cm dan kepalanya berwarna hitam. Ada beberapa perbedaan antara burung jantan dan burung betina. Secara fisik, burung jantan memiliki kalung merah khas yang lebar dan bentuk bulan sabit putih di dada, sedangkan burung betina memiliki tenggorokan dan dada yang berwarna abu-abu kecokelatan dan perut cokelat muda. Namun, keduanya sama-sama beriris cokelat, kulit sekitar mata berwarna biru, paruh kebiruan, dan kaki jingga.

Tidak hanya secara fisik, burung jantan dan burung betina pun dapat kita bedakan melalui suaranya. Hampir sama dengan namanya, luntur, suara burung jantan jenis ini pun semakin lama semakin melemah seakan-akan meluntur. Suaranya lirih pendek berturut-turut: "kur, kur, kur" dari awalnya keras kemudian lama kelamaan melemah di ujungnya. Burung betina hanya bersuara seperti dengusan lemah.

Burung jenis ini memiliki kebiasaan berburu mangsa dari tenggeran yang rendah di hutan. Uniknya, mereka sering berasosiasi dengan berbagai kelompok jenis campuran.

Karena jumlahnya yang tinggal sedikit, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan burung jenis ini ke dalam kategori "mendekati terancam punah" (Near Threatened/NT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com