Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Abu di Gunung Slamet, Warga Sakit Mata dan Ispa

Kompas.com - 11/06/2009, 17:05 WIB

 

BANYUMAS, KOMPAS- Setidaknya sudah 150 warga Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, sakit mata dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat menghirup abu vulkanik dari letusan Gunung Slamet. Kendati demikian belum ada satu pun warga dari desa tertinggi di lereng Gunung Slamet itu yang mengungsi.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Sigedong, Suwondo, di sela-sela Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Slamet, di Kantor Badan Koordinasi Wilayah III Jawa Tengah, di Purwokerto, Kamis (11/6). Hadir pula dalam rapat koordinasi itu perwakilan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Magelang yang menyampaikan pengalamannya dalam menanggulangi bencana letusan Gunung Merapi.

Terkait warga yang mulai terjangkit penyakit mata dan ISPA, Suwondo mengatakan telah diberikan pengobatan gratis di klinik desa. "Semua biaya pengobatan ditanggung pemerintah. Semuanya gratis," katanya.

Namun sejauh ini, lanjutnya, hujan abu vulkanik dari Gunung Slamet belum menyebabkan kerusakan pada pertanian sayuran milik warga. Hal itu karena hujan abu yang terjadi masih relatif tipis.

Karena itu pula, menurut Suwondo, warga lebih memilih tetap tinggal di desanya di bandingkan mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena warga juga masih sibuk menjalani pertanian sayurannya. Selain itu, letusan Gunung Slamet selama ini pun tidak pernah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Namun sebagai langkah antisipasi, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Tegal, Bambang Puji Waluyo mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua titik lokasi pengungsian warga korban bencana Gunung Slamet, di Lapangan Bumijawa dan Lapangan Sumiarsih di Kecamatan Bojong.

Untuk menampung pengungsi, Pemkan Tegal telah menyiapkan sejumlah tenda darurat milik beberapa instansi telah disiapkan. Ketika pengungsi mulai turun, tenda-tenda ini baru akan didirikan, katanya.

Menurut Bambang, pengungsian tidak segera dilaksanakan karena seperti biasanya letusan Gunung Slamet dapat berlangsung lebih dari satu bulan. "Selama ini pun belum pernah terjadi jatuh korban jiwa. Karena itu, warga pun tetap bersikap tenang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com