CORNELIS HELMY dan HENDRYO WIDI
KOMPAS.com - Temuan fosil gajah purba Elephas hysudrindicus di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, secara keilmuan sangat bernilai tinggi. Temuan Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung ini diklaim merupakan yang terlengkap selama 100 tahun terakhir dan fosilnya pun relatif utuh.
Fosil gajah purba tersebut diperkirakan berusia sekitar 800.000 hingga 200.000 tahun. Adapun tinggi gajah diperkirakan sekitar 2,5 meter karena kaki belakang gajah hanya sekitar 1,7 meter. ”Fosil itu bisa utuh karena terawetkan dalam tanah lempung,” kata Kepala Museum Geologi Bandung Yunus Kusumabrata.
Penggalian fosil itu dilakukan Februari hingga April 2009 menyusul ditemukannya gading gajah purba pada Januari 2009 lalu di lokasi yang sama, Dusun Sunggun, Desa Medalem, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Di kawasan tersebut juga ditemukan daun purba yang tercetak di batu lanau. Batu itu terbentuk dari proses sedimentasi butiran lempung dan pasir. Ditemukan pula fosil kerbau purba di kawasan tersebut.
”Berdasarkan temuan-temuan itu, tampaknya kawasan Blora Selatan merupakan savana pada zaman Pleistosen yang dilewati Bengawan Solo Purba,” kata anggota Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung, Iwan Kurniawan.
Khusus fosil gajah, temuan ini sangat istimewa karena tergolong lengkap. Iwan Kurniawan mengatakan, fosil gajah jenis Elephas itu terdiri atas tengkorak dengan gigi yang masih utuh, tulang lengan belakang, iga, pinggul, belikat, dan paha.
Penemuan ini secara keilmuan juga sangat berarti karena mampu menjelaskan mata rantai kehidupan gajah purba di Indonesia.
Sebelumnya, di sekitar Jawa Tengah juga pernah ditemukan fosil gajah berumur lebih tua, yaitu Sinomastodon bumiayunensis (sekitar 1,5 juta tahun lalu) dan Stegodon trigonocephalus (sekitar 1,2 juta tahun) serta Elephas maximus atau gajah Asia yang hingga kini spesiesnya masih ada.
”Sejarah panjang yang menemani fosil ini bisa menjadi daya tarik penelitian yang memiliki nilai ilmiah tinggi,” kata Ketua Tim Vertebrata Museum Geologi Fachroel Azis.