SURABAYA, KOMPAS.com — Jembatan Suramadu baru akan dibuka secara umum tiga hari setelah peresmian, yaitu tanggal 13 Juni 2009. Namun, hanya kendaraan dengan tekanan gandar atau single axle load maksimal 10 ton yang boleh melintas di Suramadu.
Demikian diungkapkan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V Departemen Pekerjaan Umum AG Ismail, Jumat (5/6) di Kantor Satuan Kerja Sementara Jembatan Nasional Suramadu, di Surabaya. "Jembatan ini sudah dirancang kuat menahan beban kendaraan dengan tekanan gandar maksimal 10 ton. Jika tiba-tiba terjadi kemacetan di atas jembatan, maka bangunan ini dipastikan kuat menahan beban," ujarnya.
Untuk mendeteksi berat kendaraan beserta muatannya, di setiap sisi kaki Suramadu, baik Surabaya maupun Madura, akan dipasang alat ukur berat kendaraan weight in motion (WIM). Alat tersebut akan mencatat berat kendaraan sebelum kendaraan masuk pintu tol.
Sementara itu, untuk mengantisipasi arus lalu lintas kapal di bawah Jembatan Suramadu, akan dipasang rambu-rambu suar berwarna hijau dan merah di bawah jembatan. Lampu pengaman juga dipasang di dek jembatan dan dua pilar tertinggi bentang tengah.
"Pemasangan lampu di dek jembatan untuk memberi tahu para nakhoda posisi ketinggian vertikal jembatan, yaitu 35 meter dari permukaan laut. Ruang ini memungkinkan kapal melintas karena selama ini kapal-kapal yang berlabuh di Tanjung Perak hanya memiliki ketinggian maksimal 27 meter. Sedangkan pemasangan lampu di dua pilar tertinggi 141 meter sebagai rambu-rambu bagi pesawat terbang," jelas Ismail.
Finishing
Pembangunan Jembatan Suramadu mencapai tahap penyelesaian akhir, yaitu pemasangan pembatas jalan dan lampu di Sisi Surabaya serta pembangunan gerbang tol di Sisi Surabaya. Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menargetkan total pembangunan fisik Suramadu selesai, Jumat (5/6).
Sementara itu, rencana pembuatan pusat monitoring cuaca, khususnya untuk mendeteksi kecepatan angin di tengah Jembatan Suramadu hingga saat ini belum terealisasi.
Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum A Hermanto Dardak mengatakan, pengoperasian jalan tol di Jembatan Suramadu akan dijalankan dengan mengikuti perkembangan cuaca, terutama kecepatan angin. Jika kecepatan angin melebihi 11 km per jam, kendaraan roda dua dilarang melintas sementara waktu dan jalan baru akan dibuka kembali setelah kecepatan angin berkurang. "Untuk sementara ini, pengukuran angin akan dilakukan petugas, khususnya Dinas Perhubungan," ucap Ismail.
Sisi Madura
Peresmian Jembatan Suramadu pada Rabu (10/6) mendatang akan berlangsung di sisi coast way atau jalan lintas Madura. Secara fisik, pembangunan jalan lintas dan akses Sisi Madura yang dilakukan kontraktor China cepat selesai dan rapi.
Setelah peresmian Suramadu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, masyarakat dapat memanfaatkan Jembatan Suramadu, tepatnya mulai tanggal 13 Juni 2009. Selama sebulan masa uji coba, lintasan tol Suramadu akan digratiskan untuk masyarakat. Selanjutnya, operasional tol akan ditangani PT Jasa Marga (Persero).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.