Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMAN 1 Wringinanom Dirikan Pusat Informasi Perubahan Iklim

Kompas.com - 04/06/2009, 19:55 WIB

GRESIK, KOMPAS.com — Bulan Juni ini seharusnya wilayah Jawa Timur sudah memasuki musim penghujan, tetapi faktanya hujan deras masih mengguyur terutama wilayah Gresik. Hal itu bisa jadi akibat telah terjadi perubahan iklim yang mengganggu siklus musim di Jawa Timur sehingga iklim susah diprediksi.

Perubahan iklim yang susah ditebak direspons pelajar SMA Negeri 1 Wringinanom Gresik dengan kampanye lingkungan dan mendirikan pusat informasi perubahan iklim. Mereka juga gethok tular memberikan informasi tentang perubahan iklim dan solisi menyelamatkan bumi dari pemanasan global.

Pusat Informasi Perubahan Iklim SMA Negeri 1 Wringinanom di Bantaran Sungai Kali Surabaya di Desa Sumengko diluncurkan Kamis (4/6) dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup 5 Juni 2009. Peluncurannya dihadiri seluruh pelajar SMA Negeri 1 Wringinanom dan warga desa Sumengko dimeriahkan dengan festival band, lomba lukis, dan membuat poster dengan tema "Global Warming".

Dalam Pusat Informasi Global Warming di Bantaran Sungai Kali Surabaya di Desa Sumengko berisi informasi lingkungan terkait ekosistem sungai, siklus air, sumber-sumber pencemaran sungai, kegiatan-kegaiatan penyelamatan bantaran yang telah dilakukan oleh masyarakat bersama pelajar SMAN 1 Wringinanom.

Pusat info yang kami dirikan berisi foto, poster, dan banner yang menginformasikan masalah perubahan iklim, ajakan untuk menanam, pentingnya melestarikan sungai, dan data terbaru tentang kondisi bumi yang makin panas, Putri Novitasari, pelajar SMAN 1 Wringinanom, yang getol mengampanyekan perubahan iklim.

Peluncurannya disertai festival band bertema perubahan iklim agar lebih menarik minat remaha untuk lebih peduli lingkungan dan masalah bumi yang semakin panas. Festival band diikuti 23 peserta yang wajib menyanyikan lagu bertema lingkungan. Upaya ini diharapkan mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang keadaan bumi yang terancam akibat pemanasan global, kata Wakil Kepala SMAN 1 Wringinanom Syamsuddin.

Syamsuddin menyatakan, keberadaan pusat informasi global warming merupakan gagasan pelajar Climate Change Club SMAN 1 Wringinanom yang ingin berbagi informasi kepada masyarakat luas terkait masalah global warming. "Kami juga ingin memberikan contoh langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan setiap individu lakukan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim," katanya.

Syamsuddin menyebutkan pelajar-pelajar SMAN 1 Wringinanom telah memberikan contoh konkret untuk berperan aktif menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global melalui pengembangan Hutan Tani Bantaran. Siswa memanfaatkan bantaran sungai sebagai laboratorium alam sehingga secara langsung dapat menimba ilmu tentang lingkungan dan interaksi ekologisnya antara manusia dan alam.

"Dengan terjaganya fungsi ekologis bantaran maka secara tidak langsung juga menjaga kelestarian fungsi bantaran dan mengurangi efek gas rumah kaca di kawasan Wringinanom. Apalagi di Wringinanom dijejali aktivitas industri," katanya.

Partnership

Konsep rehabilitasi bantaran yang dilakukan oleh Climate Change Club SMAN 1 Wringinanom melibatkan banyak pihak. Untuk menjaga kelestarian bantaran, selain bekerja sama dengan masyarakat, Climate Change Club SMAN 1 Wringinanom juga merangkul Perum Jasa Tirta 1 Malang dan lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan-lahan basah.

Masyarakat Desa Sumengko secara sukarela menyerahkan pengelolaan lahan bantaran yang selama ini dikelola sendiri melalui program yang digagas secara bersama pelajar menanami bantaran dengan pohon-pohon yang bernilai ekologis, seperti pohon nangka, sukun, dan mangga. Lahan lainnya dapat dikelola warga seperti biasanya dengan membudidayakan tanaman palawija.

Kepala Desa Sumengko Hendro menyatakan, program kerja sama antara Desa Sumengko dan SMAN 1 Wringinanom berdampak positif menggiatkan aktivitas konservasi lingkungan di desanya. "Program ini telah memberikan identitas baru pada desa kami. Masyarakat luas kini mengenal Sumengko sebagai desa yang peduli lingkungan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com