Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Fosil Gajah Purba Capai 90 Persen

Kompas.com - 19/05/2009, 00:31 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com--Penemuan fosil gajah purba "Elephas SP" di Blora telah mencapai tahap preservasi atau rekonstruksi setelah hampir 90 persen tulang fosil terkumpul dan telah diserahkan ke Museum Geologi Bandung.

"Kami sedang berusaha keras mempreservasi fosil Elephas SP agar layak dibuat menjadi replika, dimulai dari penyuntikan tulang-tulang yang keropos dan proses rekonstruksi bagian yang hilang", kata Kepala Museum Geologi Bandung Dr Ir Yunus Kusumabrata saat ditemui di sela-sela peringatan ulang tahun museum geologi ke-80, di Bandung, Senin.

Temuan tulang yang patah atau keropos tersebut harus di ’fill-in’ atau diisi supaya kuat dijadikan replika. Sedangkan tulang- tulang lunak yang tidak bisa terpreservasi akan direkonstruksi oleh ahli anatomi agar lengkap sampai berdiri.

Diperkirakan tinggi gajah purba ini mencapai tiga meter, jauh lebih besar dibanding gajah Asia (Elephas Maximus).

"Jika preservasi berhasil dilakukan hingga berdiri, fosil ini bisa jadi aset negara yang sangat berharga, karena selama 150 tahun, sejak zaman Belanda, belum pernah ditemukan fosil gajah sebesar itu", kata Yunus.

Berdasarkan data geologi, fosil yang digolongkan ke dalam fauna Ngandong ini diperkirakan berumur plistosen tengah-akhir, yaitu sekitar 800-200 ribu tahun yang lalu.

Hasil preservasi ini berguna untuk melihat perkembangan atau evolusi gajah purba, serta pola migrasinya.

Rencananya rekonstruksi Elephas SP ini akan selesai tahun 2011 dengan prediksi biaya sebesar Rp2,5 miliar.

Proses preservasi mulai dari penyuntikan, pembuatan cetakan, hingga pengisian dari bahan silikon ini memakan biaya yang sangat mahal, dapat memperlambat proses pengerjaan.

Selain dipajang di Museum Geologi, replika gajah purba ini rencananya akan dipajang di situs, tempat ditemukannya fosil tersebut.

Pemerintah Kabupaten Blora juga berencana membuat monumen dari replika tersebut yang dapat dijadikan objek wisata geologi di kota tersebut, demikian Yunus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com