PEKANBARU, KOMPAS.com — Pembantai dua gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) binaan Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim, Riau, tak bisa membawa lari hasil buruan ilegalnya. Akhirnya dua pasang gading yang telah dipotong dari buruannya ditinggalkan begitu saja di tepi jalan yang kerap disebut warga sebagai tanjakan "Gus Dur".
"Dua pasang gading ditinggalkan di tepi jalan yang disebut tanjakan Gus Dur, tempat di mana kendaraan sulit untuk maju dan mundur karena kondisi tanjakan yang curam," kata Kepala Satgas PLG Minas Muslino, di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim, Kamis (7/5).
Muslino memperkirakan, para pemburu berjumlah lebih dari dua orang. Mereka diduga meninggalkan gading ketika menunggu mobil jemputan di tanjakan "Gus Dur". Di lokasi tersebut petugas menemukan barang bukti dua pasang gading, salah satunya berukuran sekitar satu meter yang berasal dari tubuh gajah Tommy (23). Sedangkan sepasang gading lainnya adalah milik gajah Rege (16).
Gading tersebut kemungkinan besar akan dijual ke pasar gelap dengan harga berkisar Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per kilogram. Di lokasi yang sama, ujarnya, petugas juga menemukan barang bukti lain berupa sepasang sepatu yang diduga milik pemburu. Selain itu juga ditemukan sebuah tas yang berisi kapak, senter, tali plastik, dan tiga bungkus rokok.
"Lokasi penemuan barang bukti gading dari bangkai gajah berjarak sekitar 500 meter," ujarnya. Menurut Muslino, pelaku pembunuh dua gajah diduga kuat adalah pemburu mahir yang mengetahui seluk-beluk tentang gajah dan memahami lokasi PLG karena tempat penggembalaan gajah di tengah hutan yang menjadi lokasi pembantaian jarang sekali diketahui oleh orang awam.
"Selain itu, orang biasa tidak akan mudah untuk mendekati gajah secara sembarangan. Para pemburu tampaknya sudah terlatih," katanya.
Pantauan di lokasi penemuan bangkai gajah, terlihat bekas buah nanas yang diduga digunakan pemburu untuk meracun gajah. Seperti yang terlihat di tubuh gajah Rege, di mana bagian wajahnya hancur karena belalai dan bagian rahang hingga kening dipotong dengan kapak sampai terbelah untuk memudahkan pelaku pembunuh gajah itu mengambil gading sampai ke pangkalnya.
Sedangkan di lokasi penemuan bangkai gajah Tommy, yang berjarak 200 meter dari lokasi pertama, ditemukan sumsum dari gading yang sengaja dikeluarkan sehingga darah tidak mengalir pada saat dibawa lari.
Muslino menambahkan, tidak tertutup kemungkinan pembunuhan dua gajah melibatkan pegawai dari dalam PLG Minas. Karena itu, semua pegawai PLG Minas akan menjalani pemeriksaan di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau pada Jumat (8/5) ini.
"Semua pegawai seperti pawang, termasuk saya, akan menjalani pemeriksaan terkait pembunuhan dua gajah ini," kata Muslino.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.