Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Lanjutkan Riset Kloning Sel Punca Manusia

Kompas.com - 30/04/2009, 19:59 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Sempat terhenti selama tiga tahun, Korea Selatan akan mengizinkan kembali riset kloning sel punca manusia. Penelitian tersebut sempat dibekukan karena skandal penelitian palsu menggemparkan dunia dan mencemarkan reputasi riset kloning Korsel.

Presiden komite bioetika Korea Selatan menyatakan, pihaknya akan membolehkan sebuah pusat kedokteran untuk melakukan riset pembuatan sel punca embrionik manusia. Namun, pembentukan tim dan proses penelitian akan dipantau secara ketat.

"Secara teknis kami tidak pernah melarang riset sel punca. Namun, kami selalu mensyaratkan panduan yang ketat," ujar seorang pejabat kantor kesehatan yang tak mau disebut namanya. Hal tersebut diterapkan sejak Profesor Hwang Woo Suk melaporkan hasil penelitian palsu dan sempat dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional.

Hwang Woo Suk saat itu merupakan peneliti utama riset kloning di Universitas Nasional Seoul. Timnya mengklaim dua terobosan besar, yakni teknik melakukan kloning sel punca embrionik manusia dan mengembangkannya menjadi jaringan sesuai kebutuhan.

Namun, hasil penelitian tersebut ditarik kembali karena terbukti bahwa data-data yang ditampilkan merupakan data palsu. Hwang tidak hanya dipecat dan dilarang melakukan riset sel punca manusia sejak Maret 2006, tetapi juga diseret ke meja hijau dan gelar pahlawan yang diberikan negara atas prestasinya dibatalkan.

Sel punca merupakan induk seluruh sel tubuh untuk berkembang menjadi jaringan tulang, daging, darah, dan organ tubuh lainnya. Adapun sel punca embrionik ditengarai sebagai jenis sel punca yang paling penting karena dapat berkembang menjadi jaringan apa pun. Kloning sel punca embrionik menjanjikan terapi pengobatan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak karena penyakit maupun degenerasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com