Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kereta Kencana Keraton Kanoman?

Kompas.com - 11/03/2009, 21:34 WIB

Setiap perayaan menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, dua keraton di Cirebon, yakni Keraton Kasepuhan dan Kanoman, dipadati ribuan pengunjung. Mereka menyaksikan ritual menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, yang puncaknya berupa arak-arakan panjang jimat, di antaranya mengarak benda-benda pusaka keliling keraton.

Salah satu benda pusaka yang dimiliki Keraton Kanoman adalah kereta kencana Paksi Naga Liman. Pada masa lalu, kereta yang ditarik enam kuda itu digunakan raja dari Keraton Kanoman untuk menghadiri upacara kebesaran. Selain itu, kereta juga digunakan untuk kirap pengantin keluarga Sultan Kanoman.

Kereta itu diperkirakan dibuat tahun 1608 seperti ditunjukkan angka 1530 beraksara Jawa yang tertera di leher badan kereta. Angka itu menunjukkan angka tahun Saka. Badan kereta terbagi dua bagian, yakni bagian atas dari kayu sebagai tempat duduk penumpang dan bagian bawah dari besi berupa rangkaian empat roda kereta.

Bagian atas kereta berbentuk perpaduan tiga hewan seperti namanya, yakni burung garuda (paksi), ular naga (naga), dan gajah (liman). Tempat duduk penumpang berbentuk badan gajah yang kakinya dilipat, berekor naga, bersayap garuda, dan berkepala perpaduan antara naga dan gajah. Di bagian kepala, wajah gajah berbelalai mencuat ke atas memegang trisula dan tombak.

Sejak tahun 1930, kereta ini tidak digunakan dan disimpan di museum Keraton Kanoman. Selanjutnya, yang dipakai adalah tiruannya. Kereta ini berukuran panjang 3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2,6 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com