Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6.500 Keping Mata Uang Kuno Ditemukan di Ponorogo

Kompas.com - 19/02/2009, 18:13 WIB

PONOROGO, KAMIS — Sedikitnya 6.500 keping uang kuno ditemukan di halaman rumah Suyono (38) di Dusun Blumbang, Desa Binade, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Kawasan ini berada di kawasan perbukitan di Ponorogo bagian selatan, berdekatan dengan wilayah Kabupaten Pacitan.

Berdasarkan pengamatan, Kamis (19/2), kepingan uang kuno itu berbentuk lingkaran dengan diameter 2,7 sentimeter (cm). Di bagian tengahnya berlubang dengan diameter 0,5 cm. Di salah satu sisi koin, terdapat empat huruf China. Huruf China di setiap koin berbeda-beda bentuknya.

Namun, tidak semua koin masih baik bentuknya. Sebagian besar dari koin itu terlihat sudah rusak, huruf China di salah satu sisi koin sudah tidak terlihat.

Suyono mengatakan, ribuan kepingan uang kuno itu ditemukannya saat dia hendak memperluas halaman depan rumahnya. "Saat saya menggali, saya kaget setelah melihat banyaknya kepingan uang logam. Uang ini terkumpul di satu tempat, ditali dengan tali ijuk," katanya.

Rencananya hari ini tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan di Mojokerto akan datang ke Binade guna melihat kepingan uang kuno yang ditemukan Suyono. Saat ini, kepingan uang itu disimpan di rumah Suyono dan sebagian lagi diamankan di rumah Sri Mulyani.

Arkeolog Dwi Cahyono dari Universitas Negeri Malang menduga kepingan uang kuno itu dipergunakan di atas abad ke-10 untuk berdagang dengan pedagang China. Ada dua dugaan mengapa uang kuno dalam jumlah banyak justru ditemukan di Ponorogo selatan.

Pertama, dibawa oleh bangsawan dari Kerajaan Wengker di Ponorogo yang hendak kabur dari serangan Airlangga di abad ke-11. Kedua, dibawa oleh bangsawan yang hendak kabur dari serangan Majapahit di masa akhir kekuasaan Majapahit, saat kawasan Ponorogo diperintah oleh Batoro Katong.

Hal ini terlihat dari tidak adanya guci yang biasanya digunakan untuk menyimpan uang di lokasi penemuan uang. "Uang itu justru ditali dengan tali ijuk menandakan uang itu sedang dibawa oleh pemiliknya. Yang jelas pemilik uang itu bukan orang biasa karena uangnya banyak," katanya. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau