Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wouw, Robot Berotak Biologis

Kompas.com - 27/08/2008, 16:14 WIB

Oleh Gesit Arianto

GURU Besar Bidang Cybernetics dari Universitas Reading, Inggris, Kevin Warwick, tak dapat menyembunyikan rasa bangganya. Robot berotak biologis dari syaraf (neuron) tikus sejauh ini memberi harapan. Gordon, demikian nama robot itu, merupakan robot berotak biologis pertama di dunia.

Gordon dijejali puluhan elektroda untuk menangkap sinyal elektrik yang dibangkitkan oleh sel-sel otak itu. Otak biologis itu terdiri atas banyak neuron pada sebuah Multi Electrode Array (MEA), yang akan mengomunikasikan dan mengontrol robot melalui koneksi bluetooth. Proyek tersebut yang pertama mengetahui bagaimana otak menyimpan sebuah data spesifik.

Setiap kali Gordon mendekati obyek, sinyal-sinyal yang terkirim membuatnya menghindari tabrakan. Otak biologis memerintahkan roda berbelok ke kanan atau ke kiri. Begitu seterusnya.

Bagi Kevin, pengajar pada School of Systems Engineering, proyek bernilai hampir setengah juta poundsterling yang didanai UK Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC) itu, memberinya dua kejutan. Pertama, bagaimana otak biologis mampu menggerakkan tubuh robot. Kedua, proyek itu membantu mereka meneliti lebih jauh bagaimana otak belajar dan menyimpan banyak pengalaman.

"Manusia akan tahu bagaimana otak bekerja dan itu akan berdampak pada banyak hal di dunia ilmu pengetahuan dan obat-obatan," ujarnya. Proyek dimulai 1 Januari 2007 dan akan berakhir 31 Desember 2009.

Aplikasi pengobatan

Bagi tim, kemampuan Gordon bergerak semata-mata karena kemampuan otak biologisnya, bukanlah tujuan akhir penelitian. Lebih jauh, mereka mempelajari kerja otak biologis yang lumayan rumit, di antaranya melalui respons Gordon terhadap berbagai sinyal.

Dari sana, misalnya, para peneliti akan menyaksikan langsung bagaimana ingatan bermanifestasi di dalam otak, ketika Gordon mengunjungi teritori yang dikenalnya.

Pemahaman mengenai hal itu diyakini akan sangat membantu dunia memahami lebih jauh tentang berbagai penyakit yang terkait dengan gangguan otak, seperti alzheimer, parkinson, dan stroke.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com