JAKARTA, KAMIS - Bukti-bukti terbaru mengindikasikan kandungan air di Bulan. Para ilmuwan menemukan jejak air dari sampel tanah Bulan yang dibawa pulang misi Apollo empat dekade lalu.
Jejak air diketahui dari kandungan zat kimia yang mudah menguap di dalam butiran-butiran kaca berwarna-warni dari sampel tanah Bulan. Kerikil semacam ini biasanya terbentuk dari tetesan lava yang membeku saat menerobos ke permukaan.
Kerikil-kerikil kaca tersebut diperkirakan terbentuk dari percikan lava saat terjadi letusan vulkanik sekitar 3 miliar tahun lalu. Sekitar 95 persen kandungan air mungkin menguap ke ruang angkasa. Kadar air di dalam kerikil kaca tersebut hanya sekitar 46 ppm (bagian per mil) atau jauh lebih kecil daripada mineral serupa di Bumi.
"Saya pikir jika beruntung kita segera melihatnya. Tapi seperti kebanyakan orang, saya juga berpikir bahwa peluangnya kecil," ujar Alberto Saal, pakar geokimia dari Universitas Brown. Ia dan timnya melaporkan temuan tersebut dalam jurnal Nature terbaru.
Untuk mengungkap misteri air di Bulan, NASA telah menyiapkan pengiriman satelit LRO (Lunar Reconnaissance Orbiter) tahun ini. Satelit tersebut akan mengamati kutub-kutub Bulan di samping melakukan survei pendahuluan untuk mempersipakan misi pendaratan manusia ke Bulan pada satu dekade ke depan.
Selain itu, pencarian air juga menjadi salah satu fokus misi LCROSS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) yang akan diluncurkan tahun 2009. LCROSS akan menghunjamkan dua instrumen yang dibawanya ke permukaan Bulan untuk mendapatkan sampel lebih dalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.