Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2020, 09:22 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ketam kenari alias coconut crab (Birgus latro) merupakan monster kepiting darat, yang berukuran sangat besar dan kuat.

Dilansir Live Science, Selasa (25/2/2020), artropoda dengan berat mencapai 4 kilogram ini memiliki rentang kaki hingga satu meter. Ketam kenari merupakan krustasea raksasa dan invertebrata darat terbesar di dunia.

Meski disebut ketam atau kepiting, hewan ini bukanlah kepiting. Ketam merupakan jenis umang-umang yang sangat maju lebih dalam hal evolusi.

Berkaitan dengan hewan satu ini, baru-baru ini para ilmuwan menemukan bahwa ketam kenari dapat membuat decakan suara yang sangat beragam, termasuk saat kawin.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Kanibalisme Belalang Sembah, Kepala Jantan Dimakan Usai Bercinta

Bahkan, obrolan ketam kenari disebut mengandung berbagai sinyal yang bisa mewakili tingkat komunikasi yang kompleks.

Sebelumnya para ahli menemukan bahwa ketam kenari menghasilkan suara mirip ketukan, tapi para ilmuwan tidak yakin bagaimana dan mengapa hewan itu membuat suara demikian.

Studi terbaru pun menindaklanjuti penelitian sebelumnya. Mereka menggunakan film sinar-X untuk menangkap suara ketukan yang dikeluarkan ketam kenari untuk mengungkap sumber kecakapan akustik.

Ahli juga merekam audio digital dari ketam kenari jantan dan betina selama berinteraksi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah suara ketukan itu berkaitan dengan perilaku kawin.

Ilustrasi ketam kenari alias coconut crab (Birgus latro), krustasea terbesar di dunia yang berkomunikasi saat kawin.SHUTTERSTOCK/mkfardlie Ilustrasi ketam kenari alias coconut crab (Birgus latro), krustasea terbesar di dunia yang berkomunikasi saat kawin.

Dalam percobaan yang dilakukan, ketam kenari jantan dan betina mengeluarkan suara ketukan sebelum, selama, dan setelah kawin.

Menurut ahli, suara yang mereka buat berbeda pada setiap tahapan.

Sinar-X mengungkap bahwa getaran suara yang dihasilkan ketam kenari untuk berkomunikasi berasal dari organ tipis yang dikenal sebagai skafognathit, yakni organ yang berfungsi menarik udara ke paru-paru kepiting.

Ketika struktur itu bergetar, lempengan keras di saluran insang ketam kenari pun ikut bergetar dan akhirnya menghasilkan suara ketukan.

"Dengan mengubah kecepatan getaran struktur, ketam kenari dapat menghasilkan banyak suara yang bervariasi dalam frekuensi dan interval," menurut penelitian yang terbit di jurnal Zoology edisi Desember 2019.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Tubuh Penuh Duri, Bagaimana Cara Landak Kawin?

Selain ketam kenari, krustasea lain yang dapat menghasilkan suara dengan skafognathitnya adalah udang air (Procambarus clarkii). Sejauh ini, ketam kenari adalah satu-satunya krustasea darat yang diketahui menunjukkan perilaku ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com