KOMPAS.com - Kanker tiroid termasuk dalam 10 besar penyakit dengan penderita terbanyak di Indonesia. Kanker ini terutama menjangkit wanita, namun tidak banyak yang mengetahuinya.
Dijelaskan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir sekaligus Dokter Konsultan Pita Tosca, dr Ryan Yudistiro, SpKN FANMB PhD, banyak masyarakat yang masih belum tahu adanya penyakit di tiroid termasuk kanker.
Kanker tiroid umumnya berkembang sebagai benjolan atau nodul di kelenjar tiroid di tubuh seseorang. Kelenjar tiroid adalah organ kecil yang terletak di bagian depan leher.
Ditegaskan oleh Ryan, sebenarnya benjolan atau nodul tiroid bisa muncul pada siapapun. Bahkan diprakirakan sebanyak 75 persen populasi memiliki nodul di kelenjar tiroidnya.
"Tapi nodul (tiroid) itu ada yang sifatnya jinak dan ganas. Kalau jinak sebenarnya aman-aman saja, tapi kalau ganas itu yang berbahaya dan jadi kanker tiroid," kata Ryan dalam acara Diskusi dan Edukasi Kesehatan Tiroid untuk para Pejuang Tiroid Indonesia oleh Pita Tisca, Jakarta, Sabtu (8/2/2020).
Baca juga: 4 Gangguan Tiroid yang Sering Terjadi
Kanker tiorid (thyroid carcinoma) adalah jenis kanker yang menyerang kelenjar tiroid. Terdapat 4 jenis dari kanker tiroid ini yaitu Papiler, Folikuler, Moduler dan Anaplastik. Kanker tiroid papiler adalah yang paling sering ditemui.
Gejala kanker tiroid yang paling sering ditemui adalah sebagai berikut.
- Munculnya benjolan pada leher bagian bawah yang ikut bergerak ketika menelan
- Suara yang serak atau parau yang tidak kunjung membaik
- Kesulitan menelan
- Pembengkakan di leher
- Sakit tenggorokan
- Sakit di bagian leher
- Kesulitan bernapas
- Batuk
Baca juga: Hati-hati, Kale Bisa Sebabkan Gangguan Tiroid
"Jadi kalau ada yang salah dengan leher kita, benjolan yang makin besar di leher bagian depan atau benjolan yang tambah besar dan menyakitkan, cepatlah ke dokter biar diperiksa," ujarnya.
Kanker tiroid rentan terjadi pada dengan usia penderita adalah 20-65 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita.
"Tetapi memang yang banyak itu 40 tahun ke atas," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.