Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hazmat Suit, Pakaian Pelindung untuk Evakuasi WNI dari Wuhan

Kompas.com - 02/02/2020, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pagi tadi 238 WNI dari China tiba d Indonesia dengan menggunakan pesawat Batik Air.

Saat sampai di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, rombongan WNI disambut petugas gabungan yang menggunakan pakaian antivirus atau pakaian steril berwarna putih, biru, dan kuning. Pakaian ini namanya hazmat suit.

Pakaian yang sangat tertutup dan tampak seperti baju astronot ini bukan tanpa alasan dikenakan.

Hazmat suit dapat melindungi tubuh dari potensi paparan virus apapun, termasuk virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV).

Hazmat suit dikenakan seluruh petugas di seluruh dunia yang menangani wabah menular, termasuk Ebola, Sars, Mers, dan juga flu burung.

Baca juga: WNI dari Wuhan Tiba di Batam, Terawan Sebut Persiapan Observasi Oke

Dilansir Independent, nama hazmat suit adalah kependekan dari "Hazardous material suit".

Pakaian ini dirancang khusus untuk melindungi pemakainya terhadap bahan atau zat berbahaya, termasuk bahan kimia, agen biologi, dan virus.

Hazmat suit merupakan alat pelindung diri (APD) yang sering digunakan oleh petugas medis dan dokter yang merawat pasien.

Orang yang mengenakan Hazmat suit juga menggunakan pelengkap lain berupa kacamata dan sarung tangan.

Semua fasilitas kesehatan, organisasi, dan lembaga memiliki prosedur untu memakai APD dan hazmat suit saat beroperasi di daerah yang terkontaminasi.

Menurut laporan yang ditulis di jurnal National Centre for Biotechnology Information (NCBI), hazmat suit dibuat dengan beberapa material seperti polietilena, kain spunbond, dan meltblown.

Cara kerja hazmat suit

Hazmat suit dirancang untuk tahan air dan dipastikan agen atau zat apapun tak dapat menyentuh pemakainya.

Pakaian ini dibuat untuk mencegah penularan patogen atau virus yang terkandung dalam darah dan cairan tubuh pasien.

Untuk diketahui, virus dalam darah dan cairan tubuh pasien dapat masuk ke tubuh seseorang melalui kulit yang rusak atau selaput lendir seperti mata, hidung, dan mulut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com