KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan, gempa dan tsunami yang pernah terjadi di Pulau Mentawai, Sumatera Barat, pada 2010 merupakan peristiwa langka.
Usai tsunami dahsyat yang mengguncang Pulau Mentawai tahun 2010, butuh waktu hampir satu minggu untuk mengirimkan bantuan oleh pemerintah kepada korban bencana.
Bencana ini menewaskan 509 orang dan lebih dari 11.000 orang kehilangan rumah mereka.
Tsunami yang terjadi memang seperti tidak sebanding dengan besarnya magnitudo gempa. Namun, gempa itu adalah gempa bumi tsunami.
Baca juga: Tidak Ada Megathrust di Selat Makassar, Simak Sejarah Gempa Sulawesi
Di mana peristiwa ini merupakan jenis gempa yang relatif ringan dan lambat, yang tidak biasanya menghasilkan gelombang tsunami yang besar.
Dari analisis terbaru, data menjelaskan apa yang terkait mengenai jenis gempa yang jarang terjadi tetapi mematikan.
Apa menariknya gempa bumi di Pulau Mentawai?
Dilansir Washington Post, Sabtu (11/1/2020), ahli geofisika Valerie Sahakian mengaku tahu kenapa banyak orang yang tidak sempat menyelamatkan diri dan tidak merasakan gempa saat kejadian.
Dalam tulisannya, Sahakian menjelaskan bahwa peristiwa ini termasuk sifat gempa bumi yang aneh.
Keanehan yang dimaksudkan ialah karena gempabumi itu lambat tetapi menghasilkan jumlah energi yang lebih besar daripada gempa lain dengan kekuatan yang sama.
Hal itu terjadi karena gempabumi tersebut terjadi di sedimen lunak dekat dengan dasar laut di zona subduksi atau daerah di mana satu lempeng di bawah daripada lainnya.
Sehingga, gempa bumi itu menciptakan lebih banyak pergerakan daripada gempa yang terjadi di hard rock.
Lalu, karena gempa bumi tidak bergoyang seperti gempa biasa, orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka perlu mengungsi?
Para ilmuwan telah mempelajari gempa-gempa ini untuk sementara waktu, tetapi belum ada catatan yang hampir sama seperti gempa bumi di Mentawai pada tahun 2010 tersebut.
Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,2 Guncang Mentawai, Ada Sejarah Lindu Kuat di Sana
Setelah menganalisis data dari gempa, Sahakian mengatakan, dia pikir mungkin bagi para peneliti untuk menggunakan sumber data yang tidak terduga untuk mengidentifikasi gempa bumi tsunami.
Pengukuran suatu hari nanti bisa memungkinkan para ilmuwan untuk memperingatkan penduduk untuk berlindung atau mengungsi sebelum terlambat.
"Kami pikir kami telah menemukan cara baru untuk mengidentifikasi gempa tsunami di masa depan, lebih cepat," tulis Sahakian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.