KOMPAS.COM - Sehubungan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Anda mungkin menjadi salah satu pengincar diskon dan tergiur dengan harga yang ditawarkan oleh situs belanja online.
Namun, apakah Anda mengetahui bahwa itu semua adalah trik atau pola gelap situs belanja online?
Pola gelap atau dark pattern merupakan sebuah strategi manipulatif yang digunakan oleh kebanyakan situs belanja online.
Dilansir dari The Atlantic (02/08/2019), istilah ini diciptakan oleh ilmuwan kognitif yang berbasis di London, Harry Brignull pada 2010 untuk menggambarkan praktik online yang menipu.
"Pola gelap pada dasarnya adalah taktik yang digunakan oleh desain antarmuka pengguna untuk mengarahkan pengguna ke jalur tertentu untuk kepentingan penyedia layanan," kata Marshini Chetty, asisten profesor ilmu komputer di UChicago.
Baca juga: Begini Cara Gelap Situs Belanja Online Memanipulasi Anda Jadi Boros
Sebuah tim peneliti Princeton membuat katalog teknik-teknik menipu ini dengan mengambil data dari 11.000 situs belanja. Tujuannya, untuk mengidentifikasi cara halus para situs menggunakan pengetahuan kita untuk mengendalikan kita.
Hasilnya, lebih dari satu dari 10 situs mengandung setidaknya satu jenis pola gelap. Semakin populer situs tersebut, semakin besar kemungkinan situs tersebut menggunakan setidaknya satu pola gelap.
Lalu, apa saja pola gelap yang disajikan oleh situs belanja online?
1. Angka yang menunjukkan sisa produk
Ketika sedang memilih produk, Anda mungkin akan melihat pesan yang menyatakan "hanya ada delapan yang tersisa!" Pesan tersebut mendesak Anda untuk membeli segera sebelum produk hilang.
Ternyata, para peneliti menganalisis skrip dan plug-in halaman web sehingga menemukan bahwa dalam banyak kasus, angka-angka ini dihasilkan secara acak atau diatur untuk berkurang sesuai dengan jadwal.
2. Harga turun dalam hitungan waktu mundur
Pola gelap yang satu ini seing disebut ‘penjualan flash (flash sale)’. Biasanya, pengecer fesyen besar sering menggoda penurunan harga sementara dengan mengisi halaman dengan spanduk bertuliskan "Penjualan segera berakhir!" dalam hitungan waktu mundur.
Hal ini menciptakan "urgensi" sehingga membuat Anda cemas dan segera membeli produk tersebut. Tetapi sekali lagi, peneliti menemukan bahwa penjualan tersebut terus berlanjut bahkan setelah penghitung waktu berakhir.
Baca juga: Trik Psikologi di Balik Belanja Natal yang Bikin Kantong Kering
3. Bukti sosial