Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Suka Selfie, dan Apa Dampaknya Bila Kecanduan?

Kompas.com - 19/11/2019, 20:30 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Ada beragam cara untuk mengekspresikan diri sendiri. Seiring berkembangnya teknologi, swafoto atau selfie menjadi bagian dari ajang ekspresi diri. 

Bagaimana fenomena swafoto menjadi marak di tengah masyarakat?

Dari sudut pandang psikologis, swafoto adalah tindakan yang berorientasi pada diri sendiri yang memungkinkan pengguna untuk membangun individualitas dan kepentingan diri sendiri.

Motivasi swafoto

Psikolog Mark D. Griffiths Ph.D, bersama Dr Balakrishnan melakukan penelitian yang ditulis dalam International Journal of Mental Health and Addiction tentang motivasi di balik fenomena swafoto.

Ada enam motivasi kita kerap ber-swafoto:

• Percaya diri, mengambil foto narsis untuk merasa lebih positif tentang diri sendiri
• Peningkatan lingkungan, misalnya mengambil foto narsis di lokasi tertentu agar merasa nyaman dan pamer kepada orang lain
• Persaingan sosial, misalnya mengambil foto narsis untuk mendapatkan lebih banyak 'suka' di media sosial
• Mencari perhatian, maksudnya mengambil foto narsis untuk mendapatkan perhatian dari orang lain
• Modifikasi suasana hati, maksudnya mengambil swafoto agar merasa lebih baik
• Konformitas subyektif, maksudnya mengambil swafoto agar sesuai dengan kelompok sosial dan teman sebaya.

Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, dilansir dari Thought Co (25/02/2019), motivasi pengambilan swafoto disebabkan oleh perkembangan teknologi yang memaksa seseorang untuk mengikuti tren.

Baca juga: Tsunami Selat Sunda: Mengapa Orang Selfie Saat Bencana?

Swafoto juga menjadi tindakan sosial karena semua orang mengunggahnya di media sosial.

Motivasi untuk swafoto mungkin berbeda. Namun, swafoto secara umum memungkinkan seseorang untuk membuat identitas asli atau identitas yang dirasakan.

Ilustrasi selfie, selfie di dekat rel kereta apiShutterstock Ilustrasi selfie, selfie di dekat rel kereta api

Selain itu, swafoto dapat memberikan energi positif dari kepercayaan diri yang meningkat.

Caranya, dengan mengekspresikan diri untuk menambah identitas atau karakter mereka dan menunjukkan siapa mereka sebenarnya (atau siapa yang mereka percayai dan atau ingin menjadi).

Baca juga: Pertama di Dunia, Tanaman Selfie untuk Pantau Kondisi Hutan

”Bagi banyak orang, swafoto membantu menciptakan identitas mereka agar orang lain melihatnya dan dapat menjadi sumber peningkatan harga diri,” Tulis Griffiths seperti dilansir dari Psychology Today (05/05/2019).

Namun, swafoto tak hanya membuat individu merasa baik.

Bagi sebagian kecil orang, swafoto memberikan pengaruh buruk karena mereka merasa tidak aman dan membandingkan swafoto mereka sendiri dengan orang lain.

Munculnya "Selfitis" karena kecanduan swafoto

American Psychiatric Association (APA) telah mengklasifikasikan “selfitis” sebagai gangguan mental baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com