Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AIPI dan ALMI Luncurkan Buku Sains untuk Biodiversitas Indonesia

Kompas.com - 11/11/2019, 20:23 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - AIPI dan ALMI meluncurkan buku Sains untuk Biodiversitas Indonesia di acara Sains di Medan Merdeka 2019 yang diadakan di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Senin (11/11/2019),

Buku tersebut membahas tiga sektor utama yang direkomendasikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) untuk pemanfaatan kekayaan alam atau biodiversitas yang berpengaruh ke ranah perekonomian, yaitu ekowisata, bioprospeksi untuk penemuan obat dan bioenergi, serta eksplorasi laut dalam.

Ketiga sektor ini dianggap bisa menjadi prioritas investasi Indonesia dalam jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat.

Ketua tim penulis buku Sains untuk Biodiversitas Indonesia, Profesor Jamaluddin Jompa, mengungkapkan, penulisan buku tersebut berangkat dari kegelisahan untuk bagaimana
menghadirkan rekomendasi kebijakan di bidang biodiversitas yang siap dikembangkan dan dijalankan sebagai kebijakan bagi kesejahteraan bangsa.

Baca juga: AIPI Berikan Rekomendasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Indonesia

Penyusunan buku tersebut melibatkan 12 ilmuwan lintas disiplin dari AIPI dan ALMI, serta 256 kontributor dari jejaring ilmuwan muda dari seluruh Indonesia sebagai reviewer.

"Buku ini tak ingin hanya menjelaskan bagaimana spesies dan gen biodiversitas, tetapi juga berkehendak untuk menerangkan bagaimana memanfaatkan biodiversitas yang ada sebagai tangible benefit untuk kesejahteraan bangsa," kata Jamaluddin.

Meskipun ketiga prioritas ini merupakan hasil kajian AIPI dan ALMI, namun diakui Jamaluddin bahwa ketiga prioritas investasi ini memiliki tantangan dan potensi dampak ekonomi berbeda, yakni sedang, besar, dan sangat besar.

Namun, kesempatan untuk memanfaatkan tiga potensi ekonomi tersebut sangat tergantung kemampuan Indonesia dalam pengembangan sains dan teknologi.

"Oleh karena itu, Indonesia harus tetap berinvestasi dalam sains dasar dan teknologi untuk dapat mengelola kekayaan biodiversitasnya secara lestari," ujarnya.

Sains di Medan Merdeka

Sementara itu, Sains di Medan Merdeka merupakan upayaAkademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) untuk mengajak masyarakat mengulas sejarah pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Disampaikan oleh Anggota AIPI, Profesor Sangkot Marzuki, agenda ini dibuat oleh AIPI untuk mengulas dan menyampaikan pesan-pesan penting ilmu pengetahuan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua AIPI Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan, Sains di Medan Merdeka ini merupakan bagian dari langkah AIPI dalam menjalankan misinya, yaitu memacu perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia melalui kegiatan ilmiah penting dan berkala.

Ini merupakan kedua kalinya Sains di Medan Merdeka digelar. Seperti tahun lalu, tema besar Sains di Medan Merdeka 2019 mengulas tentang biodiversitas di Indonesia.

Baca juga: LIPI: Seperlima Lahan Bumi Berkurang, Indonesia Harus Kelola Ini

Namun, untuk tahun ini lebih difokuskan pada sejarah kontribusi ilmuwan-ilmuwan dunia yang bekeria di Indonesia, terutama Alfred RusSel Wallace (1823-1913), penemu teori evolusi bersama Charles Darwin; dan Georg Eberhard Rumphius (1627-1702) ahli botani asal Jerman dan penulis buku Herbarium Amboinense, yang karyanya sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya biodiversitas dan kedokteran.

Acara Sains di Medan Merdeka 2019 ini, kata Satryo, juga sebagai tribut untuk almarhum Profesor Dr BJ Habibie dan Aristides Katoppo yang sangat berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan atau sains di Indonesia.

“Semasa hidupnya, selain pernah menjadi presiden RI, Habibie memiliki peran sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, pendiri AIPI, sekaligus inisiator Yayasan Wallacea,” tuturnya.

Sementara itu, Aristides adalah sosok wartawan senior di Indonesia yang memiliki dedikasi dan kecintaan yang tinggi dalam isu-isu dan teman-tema pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya biodiversitas di Indonesia.

Selain pelunuran buku Sains untuk Biodiversitas Indonesia, acara ini juga membahas buku Malay Archipelago karya Wallace.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com