KOMPAS.com - Kita tentu kenal dengan singkong alias ubi kayu. Bahan pangan satu ini bisa diolah menjadi aneka makanan, mulai dari hanya direbus atau dijadikan jajanan tradisional.
Bagi kita yang tinggal di Indonesia, tentu cukup mudah mendapatkan makanan satu ini. Apalagi Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbanyak keempat di dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brasil.
Jumlah yang dihasilkan per tahun oleh Nigeria yaitu berkisar 57 juta ton. Diikuti oleh Thailand dengan kisaran 30 juta ton, lalu Brasil dengan kisaran 23 juta ton. Indonesia sendiri memproduksi ubi kayu sekitar 20-21 juta ton singkong.
Singkong kaya akan kandungan beta karoten. Senyawa organik yang ditemukan secara alami dalam buah dan sayur-sayuran ini juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Oleh seab itu, singkong merupakan sumber pangan lokal yang berkualitas.
Baca juga: Hari Tani Nasional, LIPI Kenalkan Varietas Unggulan Padi dan Singkong
Peneliti Pusat Bioteknologi Pertanian LIPI spesialis singkong Ahmad Fathoni mengatakan, singkong memiliki daya saing untuk produksi dan penguatan sebagai bahan pangan berkualitas.
Untuk mewujudkan itu, LIPI mengembangkan varietas unggul singkong yang memiliki kandungan betakaroten dengan nama Carvita 25.
Beta karoten memiliki karakter berupa senyawa organik, golongan terpenoids dengan 40 rantai C, bersifat non polar, dan larut dalam lemak.
Selain itu, beta karoten juga merupakan senyawa pigmen (pewarna alami dalam buah atau sayur) yang dominan berwarna merah atau jingga. Beta karoten juga memiliki disentesis alami oleh tumbuhan atau buahan itu sendiri.
"Makanya kalau mau tahu ubi yang bagus itu lihat warnanya. Yang kuning itu lebih bagus karena ada beta karotennya, juga lebih manis rasanya. Kalau yang berwarna putih itu pahit biasanya," kata Thoni di Cibinong LIPI, Selasa (24/9/2019).
Dia melanjutkan, kandungan pada beberapa jenis ubi kayu atau singkong seperti manggu yang berwarna putih, memiliki kandungan sianida, meski tidak dalam takaran yang tinggi.
Untuk mencirikannya yaitu pada rasa pahit dari ubi kayu tersebut. Semakin pahit maka tingkat kandungan pati dan sianidanya juga semakin tinggi, walaupun ubi kayu yang jenis tersebut juga bisa digunakan untuk melawan kanker pada porsi medisnya tersendiri.
Serta, semakin kuning warna ubi kayu atau singkong, itu menjadi tanda kandungan beta karoten dalam ubi tersebut tinggi.
"Bukan berarti tidak boleh dikonsumsi (ubi warna putih), tetapi biasanya itu yang lebih sering dijadikan orang untuk membuat tepung tapioka, nah kalau sudah melalu proses untuk jadi tepung itu, kandungan sianidanya terpisah atau gak ada efeknya lagi," jelas Thoni.
Tidak hanya itu, beta karoten ini juga menjadi pembentuk vitamin A dengan enzim beta karoten 15 (monooxygenase).
"Nah, kita kan selama ini tahunya yang baik untuk mata itu Vitamin A, eh tapi ingatnya paling wortel dan tomat. Ubi kayu juga baik kok untuk kesehatan mata karena ada beta karoten yang membentuk Vitamin A nya dalam tanaman itu," ujarnya.