Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Kegemukan: Penyebab hingga Risiko Penyakitnya

Kompas.com - 17/09/2019, 19:05 WIB
Hana Nushratu,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas adalah penyakit kronis hasil interaksi antara gen dan lingkungan. Kesepakatan para ahli perihal bagaimana dan mengapa orang bisa menjadi kegemukan melibatkan kombinasi berbagai faktor. Satu hal yang pasti adalah adanya hubungan yang sangat kuat antara berat badan dan kesehatan.

Faktor Risiko Kegemukan

Dikutip dari buku "Mayo Clinic: Family Health Book" terbitan Intisari, berat badan terutama ditentukan oleh bagaimana cara kita mengimbangi asupan kalori dengan energi yang dibakar setiap hari.

Jika kita mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar, maka berat badan kita akan bertambah. Berikut faktor penyebab kegemukan.

• Genetik
Dibutuhkan peranan gen agar kalori dan energi pada tubuh bisa seimbang. Jika salah satu atau kedua orangtua kelebihan berat badan, kemungkinan kelebihan berat badan Anda meningkat 25-30 persen. Gen juga mempengaruhi jumlah lemak tubuh yang disimpan dan bagaimana lemak jadi didistribusikan.
• Pola Makan
Mengonsumsi secara teratur makanan berlemak tinggi seperti makanan siap saji, dapat menambah berat badan. Minum banyak softdrink, permen, dan dessert juga menambah berat badan. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman tersebut memiliki kandungan gula dan kalori yang tinggi.
• Tidak Beraktivitas
Berat badan orang yang tidak beraktivitas lebih mudah bertambah karena kalori yang dibakar juga sedikit.
• Faktor Psikologis
Faktor psikologis seperti stres, depresi, atau kecemasan yang berlebih dapat mempengaruhi pola makan seseorang karena banyak yang melampiaskan penderitaannya pada makanan.
• Seks
Laki-laki memiliki lebih banyak otot dan lebih sedikit lemak dibandingkan dengan wanita. Hal ini dikarenakan otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak, sehingga laki-laki menghabiskan 20 persen lebih banyak kalori daripada wanita, meskipun di saat istirahat. Bagi wanita, mencapai dan mempertahankan berat badan ideal mungkin merupakan tantangan yang lebih sulit.
• Usia
Semakin bertambahnya usia, otot semakin berkurang dan jumlah lemak semakin berperan besar pada tubuh secara bertahap. Berkurangnya massa otot jugas menurunkan tingkat penggunaan kalori tubuh. Akibatnya, kebutuhan kalori jadi menurun.
• Kehamilan
Ketika hamil, berat badan seorang wanita cenderung meningkat sekitar dua hingga tiga kilogram melebihi berat badan sebelum hamil.
• Pengobatan
Efek samping beberapa obat, khususnya kortikosteroid dan antidepresan trisiklik, dapat menambah berat badan.
• Berhenti Merokok
Berat badan beberapa perokok bertambah setelah berhenti merokok. Nikotin memang mampu meningkatkan laju kecepatan tubuh membakar kalori (laju metabolisme). Sehingga, bila perokok berhenti merokok, mereka akan membakar lebih sedikit kalori, dan cenderung makan lebih banyak karena indera perasa dan penciuman membaik.
• Gangguan Kesehatan
Gengguan metabolisme dan endokrin tidak begitu berperan dalam meningkatkan kegemukan. Kasus obesitas sangat sedikit (hanya lima persen) didapati pada mereka yang mengalami gangguan kesehatan, seperti rendahnya fungsi kelenjar tiroid atau ketidakseimbangan hormone lainnya. Laju metabolisme yang rendah memang jarang menimbulkan kegemukan.

Bahaya Berat Badan Lebih (BBL)

Tanpa melihat penyebabnya, yang pasti kegemukan berperan dalam persoalan hidup dan mati. Orang gemuk dan obesitas cenderung mengalami sejumlah gangguan kesehatan yang serius. Berikut penyakit-penyakit yang timbul akibat obesitas.

1. Tekanan Darah Tinggi
Jika kelebihan lemak, tubuh cenderung menahan sodium (zat garam). Tubuh menahan lebih banyak air untuk mencairkan sodium tambahan. Sehingga, tekanan di dalam darah meningkat.
2. Diabetes
Kegemukan merupakan penyebab utama munculnya diabetes tipe dua (diabetes yang tidak bergantung pada insulin/diabetes yang muncul saat dewasa). Kelebihan lemak membuat tubuh kebal terhadap insulin, yaitu hormon yang membawa gula (glukosa) dari darah ke dalam sel-sel tubuh. Sehingga, sel-sel tubuh tidak mendapatkan gula yang diperlukan untuk memperoleh energi.
3. Penyakit Jantung Koroner
Dengan bertambahnya berat badan, meningkat pula risiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh terbentuknya timbunan lemak (plak) dalam pembuluh arteri yang memberi makan jantung. Seiring dengan berjalannya waktu, timbunan lemak ini akan mempersempit pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.
4. Stroke
Menumpuknya plak dalam arteri yang memberi makan otak dapat menimbulkan stroke. Ketika arteri yang menuju otak menjadi sempit, dapat terjadi pembekuan darah dalam arteri yang mengganggu aliran darah menuju ke otak. Penyakit ini disebut dengan stroke iskemik.
5. Lemak Darah yang Abnormal
Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi dapat mengakibatkan obesitas di samping meningkatnya kolesterol “jahat” atau low-density lipoprotein (LDL) dan menurunkan jumlah kolesterol “baik” atau high-density lipoprotein (HDL). Obesitas juga ada hubungan dengan tingginya jenis lemak darah yang lain, yaitu trigliserida. Seiring dengan berjalannya waktu, lemak ini akan menumpuk pada arteri di seluruh tubuh yang dapat menyebabkan aterosklerosis yang membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner atau stroke.
6. Osteoartritis
Gangguan persendian ini umumnya menyerang lutut, pinggul, dan punggung bagian bawah. Kelebihan berat badan dapat merusak tulang rawan sehingga menimbulkan nyeri sendi dan kekakuan.
7. Apnea Tidur
Mendengkur saat tidur adalah salah satu gejala apnea tidur, yakni napas yang terhenti sesaat. Saluran pernapasan bagian atas selama tidur sebentar-sebentar tertutup yang mengakibatkan jumlah oksigen darah menurun dan menimbulkan rasa kantuk yang terus-menerus pada siang hari. Biasanya, penderita penyakit ini adalah orang-orang yang memiliki berat badan berlebih.
8. Kanker
Ada beberapa jenis kanker yang berhubungan dengan kelebihan berat badan. Pada wanita, ini termasuk kanker payudara, kanker rahim, dan usus besar. Sedangkan pada pria, ini termasuk kanker usus besar dan kanker prostat.
9. Batu Empedu
Hingga saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut bagaimana obesitas memengaruhi penyakit batu empedu.
10. Gangguan Fisik
Ketika lemak makin bertimbun ia akan mendesak organ-organ tubuh. Beberapa penderita obesitas merasa tidak nyaman ketika duduk akibat lemak yang tertimbun pada perutnya. Hal ini dikarenakan ketika duduk, orang obesitas cenderung sulit bernapas.
11. Konsekuensi Sosial dan Emosional
Konstruksi sosial di lingkungan kita, Indonesia biasanya menganggap orang yang cantik, cerdas, dan sukses adalah orang yang memiliki berat badan ideal. Maka, tidak heran orang yang berbadan gemuk sering mengalami stres, penyakit mental, penurunan penghasilan, dan diskriminasi.

Manfaat Penurunan Berat Badan Secukupnya

Anda tidak perlu menurunkan berat badan secara drastis untuk memperoleh manfaat kesehatan. Anda hanya perlu menurunkan berat badan 10-20 persen sudah dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, dan stroke.

Jumlah berat badan yang harus diturunkan untuk kesehatan, mungkin jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kalau ingin menjadi langsing atau menyerupai model.

Sasaran utama bagi yang memiliki kelebihan berat badan adalah mencapai dan mempertahankan berat badan yang lebih sehat. Contohnya, jika berat badan Anda 90 kg dan termasuk kegemukan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) maka Anda sebaiknya mulai menurunkan 5-10 kilogram atau setara dengan 5-10 persen berat tubuh Anda.

Jika Anda tetap ragu, sebaiknya Anda konsultasikan pada dokter atau ahli gizi terdekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com