Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepatkah Usulan Anggota DPR Beralih ke PLTN untuk Cegah Listrik Mati?

Kompas.com - 08/08/2019, 16:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Nasdem, Kurtubi, mengusulkan agar Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Melansir Tribunnews, usulan itu disampaikan Kurtubi ketika tampil di program Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One pada Selasa (6/8/2019).

Menurut Kurtubi, Indonesia harus memasukkan PLTN sebagai bagian kelistrikan nasional dan tidak perlu takut dengan teknologi tersebut.

"Teknologi nuklir amat sangat aman untuk saat ini, sanggat relatif murah bersaing dengan babatubara. Mari kita songsong PLN kuat, listrik stabil, aman bersih. Inilah masa depan kita," ungkap Kurtubi.

Benarkah PLTN layak untuk Indonesia?

Baca juga: Demi Kurangi Emisi Karbon, Jepang Perbanyak Penggunaan Energi Nuklir

Menimbang letak geografis Indonesia yang sangat luas dan terdiri lebih dari 17 ribu pulau, Fahmy Radhi selaku pakar ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sangat setuju bila Indonesia menggunakan PLTN.

"Indonesia yang sangat besar dengan ribuan pulau, saya kira sangat layak untuk menggunakan PLTN. Ini pertimbangan pertama," ujar Fahmy dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2019).

"Kemudian pertimbangan kedua, Indonesia memiliki bahan baku uranium cukup besar, sehingga jika nanti Indonesia mengembangkan PLTN, jatuhnya biaya jauh lebih murah karena kita punya sumber daya sendiri," imbuh Fahmy yang juga dosen di UGM.

Untuk diketahui, energi nuklir bergantung kepada material fisil yang memungkinkan terjadinya reaksi berantai dengan netron. Beberapa contoh material tersebut adalah Uranium (U) dan Plutonium (Pu).

Investasi masa depan

Fahmy mengatakan, untuk membangun teknologi PLTN memang tidak murah. Namun, hal ini bisa menjadi investasi jangka panjang dengan keamanan tinggi untuk menerangi negeri.

Dia pun sadar, hingga saat ini tingkat penerimaan untuk usulan PLTN masih sangat rendah di Indonesia.

Oleh karena itu, Fahmy berpendapat adanya sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat sangat diperlukan.

Pasalnya, teknologi baru dari PLTN tidak perlu khawatir karena sangat aman, termasuk tak perlu khawatir adanya kebocoran.

"PLTN yang sudah dipakai di Rusia, tingkat keamanannya mencapai zero accident. Jadi dengan teknologi terbaru yang digunakan, (PLTN) memiliki automatic protection system," ujar Fahmy.

Automatic protection system alias sistem perlindungan otomatis adalah teknologi untuk melindungi jaringan secara otomatis apabila terjadi gangguan. Sehingga, sistem akan langsung bekerja melakukan perlindungan sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com