KOMPAS.com - Pada saat Anda berada di tempat umum dan menyaksikan sebuah kecelakaan yang menimpa orang lain di depan mata Anda, tentu hati nurani tidak dapat menolak untuk membantu orang tersebut.
Faktanya, tidak semua orang akan memberikan pertolongan. Kondisi tersebut disebut sebagai bystander effect.
Bystander effect adalah fenomena yang sudah sering terjadi di kalangan masyarakat. Mengapa demikian?
Bystander effect adalah suatu fenomena dalam psikologi sosial ketika seseorang membutuhkan pertolongan tapi orang di sekitarnya tidak ada yang membantu.
Baca juga: Saat Mobil Alami Kecelakaan, Siapa yang Paling Mungkin Jadi Korban?
Hal ini dikarenakan orang-orang tersebut beranggapan bahwa akan ada orang lain yang menolong korban.
Akan tetapi, karena semua orang memikirkan hal yang sama, akhirnya tidak ada orang yang menolong sama sekali.
Oleh karena itu, fenomena ini disebut bystander karena orang-orang tersebut hanya menonton korban meminta tolong sambil berharap orang lain akan membantunya.
Menurut Bibb Latane dan John Darley, pencetus istilah bystander effect, terdapat dua alasan mengapa fenomena ini dapat terjadi, sebagaimana dilansir Hello Sehat.
1. Difusi tanggung jawab
Yang dimaksud difusi tanggung jawab di sini adalah keadaan ketika orang tidak merasa harus menolong dan bertanggung jawab terhadap keadaan korban karena ada banyak orang di sekitarnya.
Mereka merasa bahwa membantu orang lain di ruang publik adalah tanggung jawab bersama, sehingga harus ada yang memulai agar korban dapat tertolong.
Semakin banyak orang dalam ruang publik, keinginan mereka untuk menolong akan semakin sedikit.
Hal ini dikarenakan orang-orang tersebut merasa tidak bertanggung jawab atas individu itu.