Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Konfirmasi, Basis Proyek Lidah Mertua adalah Kajian Mahasiswa

Kompas.com - 23/07/2019, 18:45 WIB
Yunanto Wiji Utomo,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya buka suara soal penelitian yang menjadi dasar inisiatif menggunakan lidah mertua untuk atasi polusi.

Kepada Kompas.com, Senin (22/7/2019), Sekretaris Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan bahwa riset yang jadi dasar adalah dari Universitas Diponegoro.

"Jadi, tahun 2013 itu ada salah satu peneliti dari Semarang, saya baca, tanaman lidah mertua mampu menyerap 107 polutan udara," kata Suharini.

Selasa (23/7/2019), Kompas.com mendapat dokumen penelitian tersebut. Publikasinya berjudul "Pemanfaatan Sansevieria Tanamah Hias Penyerap Polutan sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara di Kota Semarang".

Makalah itu diterbitkan di Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 3 Nomor 1 tahun 2013.

Baca juga: Selain Lidah Mertua, Pemprov DKI Punya 3 Ide Lain Atasi Polusi Udara

Publikasi berisi soal riset-riset lidah mertua, salah satunya yang dilakukan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), menyatakan bahwa dengan kombinasi karbon aktif, lidah mertua bisa menyerap 107 senyawa. Namun, riset dengan jelas mengungkap bahwa itu efektif di dalam ruangan.

Publikasi oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat itu juga mengungkap pemanfaatan lidah mertua di Jepang dan Korea sebagai penghilang bau serta di Thailand sebagai obat kanker.

Makalah menyajikan gambaran upaya pemerintah kota Semarang mengatasi polusi, misalnya lewat hutan kota. Selain itu, publikasi juga berisi soal gagasan pemakaian lidah mertua untuk pengurangan polusi di luar ruangan.

Makalah tidak memuat hasil riset apapun oleh Universitas Diponegoro. Tidak ada keterangan rancangan penelitian, metode, hasil, maupun pembahasan. Makalah hanya memuat ide bahwa lidah mertua mungkin saja bisa mengurangi polusi kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com