Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2019, 09:58 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Dini hari tadi sekitar pukul 00.24 WIB, gempa berkekuatan M 6,2 mengguncang Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Pusat gempa terletak pada koordinat 2,23 LS dan 138,53 BT tepatnya di darat pada jarak 45 kilometer arah barat daya Kota Sarmi pada kedalaman dangkal 11 kilometer.

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kemungkinan besar gempa bersumber dari Sesar Naik Mamberamo.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu adanya penyesaran miring yang merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust)," terang Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG dalam keterang pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: Meski Jarang Terjadi, Ini Riwayat Gempa Besar di Kalimantan

Daryono menjelaskan, mekanisme sumber oblique-thrust semacam ini merupakan ciri khas dari sistem Sesar Mamberamo akibat adanya tekanan atau kompresi dari utara dan selatan, tapi juga ada kecenderungan pergerakan lateral mengiri (sinistral).

Zona Sesar Mamberamo bagi kalangan para ahli kebumian juga populer disebut sebagai Sesar Anjak Mamberamo, Mamberamo Thrust, atau Maberamo Deformation Zone (DFZ).

Guncangan gempa dini hari tadi  dirasakan di Kota Sarmi dalam skala intensitas III-IV MMI, di Sentani II-III MMI, dan di Wamena II MMI. Saking kuatnya guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba, beberapa warga Sarmi yang sudah tertidur ada yang sampai terbangun dan beusaha keluar rumah.

Memperhatikan peta tingkat guncangan shake map BMKG menunjukkan, di zona pusat gempa mengalami guncangan hingga VI MMI yang ditunjukkan dengan warna kuning. Ini artinya, jika di sekitar episenter terdapat permukiman penduduk maka akan berisiko mengalami kerusakan.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan terjadi 1 aktivitas gempa susulan (aftershock) pada pukul 00.43 WIB dengan kekuatan M 4,9. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

Baca juga: Menelusuri Riwayat Gempa Besar dan Merusak di Selatan Malang

Riwayat gempa Maberamo

Maberamo memang merupakan kawasan sangat rawan gempa. Mamberamo punya sejarah panjang gempa kuat dan merusak di masa lalu.

Tercatat ada banyak gempa berkekuatan besar yang mencapai skala intensitas VII hingga VIII MMI seperti Gempa Mamberamo 1916 (M 8,1), 1926 (M 7,9), 1950  (M 7,2), 1963 (M 6,3), 1971 (M 8,1), 1981 (M 5,9), 1986 (M 6,7), 1987 (M 6,6), 1987 (M 6,8), dan 2015 (M 7,2).

"Secara tektonik, zona gempa di Papua cukup aktif dan kompleks," kata Daryono.

Penyebab utama (driving force) aktivitas gempa di wilayah Papua adalah tumbukan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan. Selain itu juga terdapat desakan lempeng kecil Filipina yang menambah kompleksitas tektonik Indonesia timur.

Dampak tumbukan itu menyebabkan pembentukan beberapa pegunungan lipatan di Papua, yang salah satunya Jalur Anjak Mamberamo yang sedang aktif saat ini.

Selain sesar aktif Mamberamo, di Papua masih banyak sesar aktif lain seperti Sesar Ransiki, Sesar Sorong, Sesar Yapen, Lengguru Thrust, Sesar Tarera-Aiduna, dan Jayawijaya Main Thrust.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com