KOMPAS.com - Selasa (18/06/2019) pukul 20.22.21 WIB, wilayah Perfektur Yamagata, Sakata, dan Niigata Jepang diguncang gempa bumi kuat. Untuk gempa yang menggetarkan negeri matahari terbit itu, BMKG juga melakukan analisis.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa ini berkekuatan M 6,3. Lokasi episenter terletak pada koordinat 38,68 LU dan 139,36 BT.
Tepatnya, di laut pada jarak sekitar 33 km arah barat Kota Tsuruoka pada kedalaman 10 km.
"Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak gempa ini merupakan gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif," ungkap Daryono, Kepala BIdang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
Baca juga: Gempa Hari Ini: Lindu Guncang NTB dan Maluku Barat Daya
"Dugaan kuat yang menjadi pembangkit gempa ini adalah struktur tektonik 'Uetsu Fold and Thrust Belt' atau Jalur Sesar Naik dan Lipatan Uetsu di lepas pantai yang jalurnya parallel dengan pesisir pantai," sambungnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com.
Menurut Daryono, hal itu sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempanya yang menunjukkan bahwa gempa ini dipicu oleh patahan dengan pergerakan dalam arah vertikal (thrust fault) dengan jurus sesar berarah barat daya-timur laut.
"Gempa bumi Yamagata ini sempat menimbulkan peringatan tsunami dari Pusat Peringatan Tsunami Jepang yaitu Japan's Meteorological Agency untuk pantai-pantai dekat sumber gempa seperti pantai Perfektur Yamagata, Niigata dan Ishikawa dengan estimasi ketinggian tsunami sekitar satu meter," ujar Daryono.
"Namun demikian hasil monitoring muka laut pada beberapa stasiun tide gauge di sekitar pusat gempa seperti di stasiun Saigo, Totama, Noto, dan Sado menunjukkan tidak tampak adanya fenomena tsunami," tegasnya.
Hingga kini, dampak gempa ini dilaporkan terjadi di beberapa kota seperti Akita, Yokote, Sakata, Tsuruoka, Murakami, Sibata dan Niigata. Guncangannya mencapai skala intensitas V-VI MMI.
"Beberapa bangunan rumah dilaporkan mengalami rusak ringan, listrik padam, dan terjadi kekacauan lalu lintas," tutur Daryono.
"Hingga saat ini belum ada laporan korban meninggal akibat gempa yang terjadi," tambahnya.
Pria asal Semarang itu juga menyebut, hasil monitoring menunjukkan bahwa gempa susulan (aftershocks) sudah terjadi sebanyak 4 kali dengan kekuatan M 3.8, M 4.0, M 3.2, dan M 2.7.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.