Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangkan Nyeri dan Trauma, Kini Ada Sunat Tanpa Jarum Suntik

Kompas.com - 18/06/2019, 20:06 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sunat merupakan salah satu ritual keagamaan yang dialami oleh hampir seluruh anak laki-laki di Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Di sisi lain, saat ini prosesi sunat telah dipandang sebagai suatu kebutuhan medis, bukan sekedar ritual keagamaan semata.

Hal ini karena sunat memiliki beragam manfaat, di antaranya mengurangi risiko infeksi saluran kemih, penularan penyakit menular seksual, mencegah kanker kelamin, dan terjadinya radang penis.

Sunat merupakan proses pemotongan kulit penis di bagian ujung yang melindungi glans (kepala penis). Kulit ini dikenal dengan istilah prepusium.

Jika tidak dipotong, maka prepusium dapat menjadi lokasi penumpukan smegma, yakni kombinasi dari sel kulit mati, minyak, keringat, dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan berbagai penyakit.

Baca juga: Pil yang Suntikkan Insulin ke Perut Tercipta, Akhir dari Jarum Suntik?

Namun, yang menjadi kendala pada prosesi sunatan adalah rasa nyeri yang dialami anak, terutama pada saat pemberian anestesi (obat pereda rasa sakit) melalui jarum suntik. Bahkan, penggunaan jarum suntik ini disinyalir dapat memicu trauma dan rasa takut berkepanjangan pada anak.

Metode pemberian obat bius

Semula, secara tradisional sunat dilakukan tanpa obat bius.

“Pada zaman dahulu, anak disuruh berendam di sungai pada pagi hari hingga terasa baal (mati rasa), karena terjadi penyusutan pembuluh darah, sehingga nanti pada saat disunat tidak terjadi pendarahan dan tidak terlalu sakit,” ungkap dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, pendiri Rumah Sunat dr. Mahdian pada jumpa media di Jakarta, Selasa (18/6/2019).

"Ini memunculkan mitos bahwa sunat harus dilakukan pagi hari," imbuhnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, prosedur sunatan mengalami kemajuan. Salah satunya adalah metode pemberian obat bius.

Saat ini, terdapat dua metode yang umum dijumpai di klinik sunat, yaitu anestesi infiltrasi dan anestesi block.

Baca juga: Begini Cara Mengatasi Ketakutan pada Jarum Suntik

Anestesi infiltrasi bertujuan untuk menimbulkan rasa kebal pada ujung-ujung saraf melalui injeksi pada jaringan sekitar bagian yang akan dipotong, sehingga menimbulkan mati rasa pada jaringan kulit dan jaringan dalam di sekitarnya.

Anestesi infiltrasi membutuhkan beberapa kali penyuntikan obat bius di lokasi berbeda.

Sementara itu, anestesi block atau penile block technique bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit pada seluruh jaringan kulit, dan hanya membutuhkan dua kali penyuntikan saja. Hal ini menjadikan anestesi block relatif lebih tidak nyeri dibanding anestesi infiltrasi.

Meski demikian, keduanya masih menggunakan jarum suntik sebagai media pemberian obat bius.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com