Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan Waktu Makan, Bisa Pengaruhi Jam Tubuh dan Memicu Penyakit

Kompas.com - 27/04/2019, 10:08 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Studi terbaru menemukan bahwa bukan hanya jenis makanan yang kita makan, namun jadwal makan kita ternyata juga berpengaruh pada jam biologis tubuh dan kesehatan.

Hal ini memberikan informasi penting, khususnya untuk meningkatkan kesehatan para pekerja shift dan orang yang mengalami jet lag.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell ini merupakan riset pertama yang mengidentifikasi insulin sebagai sinyal utama yang membantu mengomunikasikan waktu makan dengan jam seluler yang berlokasi di seantero tubuh kita, yang disebut jam biologis tubuh.

Jam biologis, atau dikenal juga dengan istilah ritme sirkadian, adalah siklus biologis 24 jam yang terjadi di setiap sel dalam tubuh. Jam biologis ini mengendalikan ritme fisiologis kita mulai dari tidur, kadar hormon yang beredar dalam darah, hingga bagaimana kita merespons suatu obat.

Jam biologis ini diselaraskan dengan lingkungan sekitar melalui paparan sinar matahari serta jadwal makan. Penyelarasan berperan penting bagi kesehatan jangka panjang, di mana intervensi jam biologis, baik akibat kerja lembur ataupun jet lag, dapat memicu penyakit seperti obesitas dan diabetes.

Baca juga: Apakah Waktu Makan Paling Penting adalah Sarapan?

Peneliti dari Medical Reseach Council Laboratory of Molecular Biology, Cambridge & University of Manchester saat ini telah mengidentifikasi insulin sebagai sinyal yang mengomuniasikan jam biologis.

Melalui eksperimen pada kultur sel dan replikasi pada mencit, ditunjukkan bahwa insulin, hormon pengatur kadar gula darah yang dilepaskan saat kita makan, mengatur ritme sirkadian di berbagai sel dan jaringan yang berbeda melalui protein yang dinamakan PERIOD.

Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa saat insulin dilepas pada waktu yang tidak tepat, misalnya saat mencit tertidur, maka jam biologis akan mengalami distrorsi dan menyebabkan mencit kesulitan membedakan waktu siang dan malam.

“Kita sudah lama mengetahui bahwa kehidupan modern memberikan banyak tantangan pada kesehatan dan kebugaran seseorang. Hal yang selama ini dianggap wajar, seperti kerja shift, lembur, kurang tidur, dan jet lag, rupanya mendisrupsi jam tubuh kita”, papar Dr. David Bechtold, peneliti dari University of Manchester.

“Saat ini, menjadi jelas bahwa disrupsi ritme sirkadian meningkatkan kejadian dan tingkat keparahan banyak penyakit, termasuk gangguan kardiovaskuler dan diabetes tipe 2”, tutupnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Kurangi Resiko Terkena Penyakit Diabetes?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com