Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Raksasa Neptunus Terungkap, Diduga 2 Kali Lebih Cepat dari Katrina

Kompas.com - 09/04/2019, 20:06 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber phys.org

KOMPAS.com – Untuk kali pertama, para astronom dapat menyaksikan secara langsung peristiwa pembentukan Bintik Gelap Raksasa (Great Dark Spot) di Planet Neptunus.

Layaknya Bintik Merah Raksasa (Great Red Spot) yang dimiliki Jupiter; Bintik Gelap Raksasa Neptunus ini merupakan titik badai yang terbentuk di kawasan dengan tekanan atmosfer tinggi. Hal ini berlainan dengan yang terjadi di Bumi, di mana badai terbentuk di sekitar kawasan bertekanan rendah.

Sejauh ini, para peneliti telah mengamati enam bintik gelap pada Planet Neptunus. Satelit Voyager 2 mengidentifikasi dua titik badai pada 198, sementara empat titik badai lainnya teramati pasca peluncuran teloskop Hubble pada 1990.

Melalui penelitian yang dipublikasikan lewat jurnal Geophysical Research Letters, para astronom mengonfirmasikan munculnya Bintik Gelap Raksasa baru melalui analisis foto yang diambil oleh Hubble selama beberapa tahun belakangan.

Baca juga: Muncul 200 Juta Tahun Sekali, Mars Sedang Berdampingan dengan Neptunus

Bintik Gelap Raksasa baru ini pertama kali muncul pada 2018.

Sebelumnya, dijumpai kumpulan awan putih terang pada lokasi yang sama. Awan ini tersusun atas kristal es metana sehingga berwarna putih terang. Para astronom menduga bahwa awan metana ini berdampingan dengan badai yang membentuk bintik gelap, mirip dengan awan yang mengitari pegunungan di Bumi.

Analisis lanjutan menunjukkan bahwa semakin dalam badai, semakin terang awan metana yang mendampinginya. Saat bintik raksasa muncul, awan putih ini menjadi semakin redup, mengindikasikan bahwa bintik gelap berada di atmosfer lebih rendah dari dugaan sebelumnya.

Tidak seperti Bintik Merah Jupiter yang berlangsung hingga ratusan tahun, Bintik Gelap Neptunus berusia pendek, yakni berkisar antara dua hingga enam tahun.

Kesimpulan ini didapat dari analisis foto yang diambil oleh satelit Voyager 2 dan teleskop Hubble.

Baca juga: Bintik Merah Raksasa Jupiter Tertangkap Mata Juno, Sejarah Tercipta

Perbedaan lainnya terletak pada pola pergerakan badai tersebut.

Bintik Merah teramati mengitari Planet Jupiter, namun tetap berada di garis lintang yang sama. Sementara itu, Bintik Gelap Neptunus dapat bergerak ke utara maupun selatan, mengikuti dinamika angin di area sekitarnya.

Studi lanjutan rencananya akan difokuskan pada bentuk pusaran serta kecepatan angin pada badai yang membentuk bintik gelap tersebut.

"Kami perkirakan kecepatan di pusatnya 100 meter per detik," kata Mike Wong dari University of California di Berkeley yang terlibat studi. Dengan kecepatan itu, maka badai Neptunus dua kali lebih cepat dari Katrina.

Temuan terbaru ini menyediakan pemahaman lebih dalam atas Neptunus yang sebelumnya tidak banyak banyak diketahui. Informasi ini juga dapat menyediakan prediksi bagi fenomena yang terjadi di planet luar tata surya, khususnya yang memiliki ukuran dan komposisi serupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber phys.org
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com