Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gelembung Sabun dan Penghargaan Abel Bagi Karen Uhlenbeck

Kompas.com - 20/03/2019, 20:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Selasa (19/3/2019), Karen Keskulla Uhlenbeck dari AS meraih penghargaan Abel untuk karyanya dalam persamaan diferensial parsial. Dia adalah wanita pertama yang mendapat penghargaan paling bergengsi untuk bidang matematika.

Penghargaan Abel tersebut juga menyertakan cek dengan jumlah 703.000 dollar AS atau lebih dari Rp 9,9 miliar.

"Karen Uhlenbeck menerima penghargaan Abel 2019 untuk karya fundamentalnya dalam analisis geometrik dan teori ukuran yang secara dramatis mengubah lanskap matematika," ujar Ketua Komite Abel Hans Munthe-Kaas dalam sebuah pernyataan.

"Teorinya telah merevolusi pemahaman kita tentang permukaan minimal, misalnya bentuk gelembung sabun dan masalah minimisasi yang lebih umum dalam dimensi yang lebih tinggi," sambung Hans.

Baca juga: Bermain Cahaya, 3 Ilmuwan Menangkan Penghargaan Nobel Fisika 2018

Melansir AFP, Selasa (19/3/2019), Karen Uhlenbeck adalah profesor berusia 76 tahun yang menjadi peneliti senior dan dosen tamu di Universitas Princeton dan Institute for Advanced Study (IAS). Keduanya adalah universitas di AS.

"Beliau mengembangkan alat dan metode dalam analisis global yang sekarang berada di kotak alat setiap geometer," menurut keterangan Akademi.

Warga Cleveland itu juga terkenal sebagai penganut kesetaraan gender dalam sains dan matematika.

Penghargaan Abel diambil dari nama ahli matematika Norwegia abad ke-19 Niels Henrik Abel. Penghargaan itu didirikan oleh pemerintah Oslo pada 2002 dan pertama kali diberikan kepada ahli matematika setahun kemudian guna menghormati karya ilmiah yang spektakuler di bidang matematika, salah satu disiplin ilmu yang tidak ada di antara Penghargaan Nobel.

Bersama Fields Medal yang diberikan setiap empat tahun sekali dari Kongres Serikat Matematika Internasional (IMU), ini adalah penghargaan paling bergengsi di dunia untuk bidang matematika.

Baca juga: Terobosan Terapi Kanker, 2 Imunolog Sabet Penghargaan Nobel Kedokteran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com