Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Sebelum Alarm Berbunyi, Mengapa Hal Ini Terjadi?

Kompas.com - 06/11/2018, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tak jarang kita mengandalkan alarm agar bisa bangun pagi. Namun, akan sangat menyebalkan bila kita sudah bangun sebelum alarm berbunyi.

Hal ini tak hanya dialami Anda. Mungkin, sebagian besar manusia juga pernah mengalaminya.

Dari sini kemudian muncul pertanyaan menarik. Mengapa kita bisa bangun tak lama sebelum alarm berbunyi?

Tanpa kita sadari, sebenarnya manusia memiliki jam alami dalam tubuh yang membuat kita terjaga dan tidur.

Baca juga: Kehebatan Ibu, Suaranya Lebih Ampuh Dibanding Alarm Kebakaran

Dilansir Live Science, Sabtu (3/11/2018), selama berabad-abad manusia telah mengembangkan teknologi yang berhubungan dengan penunjuk waktu.

Mulai dari bangsa Yunani dan Mesir Kuno yang membuat jam matahari. Saat itu, mereka menandai waktu dengan menggunakan bayangan tiang yang bergerak mengikuti arah matahari.

Sekitar 1500 SM, teknologi penunjuk waktu semakin berkembang. Manusia membuat jam dari pasir, air, dan lampu minyak. Di mana perhitungan waktu mengkalibrasi pergerakan pasir, air, dan minyak tersebut.

Dari penemuan jam awal ini, kemudian muncul upaya untuk menciptakan alarm, misalnya jam lilin. Alat-alat sederhana yang diciptakan bangsa China kuno itu tertanam dengan paku yang terlepas saat lilin meleleh.

Paku tersebut akan bergemerincing ke nampan logam di waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Sayangnya, alat tersebut tidak bisa diprediksi dan kurang bisa diandalkan.

Hingga penemuan alarm lebih canggih ditemukan, manusia harus bergantung pada ketepatan waktu yang lain, yakni jam internal tubuh kita sendiri.

Melinda Jackson, seorang ahli tidur dan psikolog di Royal Melbourne Institute of Technology University, Australia, mengatakan bahwa manusia memiliki dua proses biologis yang mendasari pola tidur dan bangun secara alami, yaitu homeostasis dan ritme sirkadian.

Homeostasis adalah proses pensinyalan yang diatur oleh bagian hipotalamus di otak.

"Prinsipnya, semakin lama kita bangun, semakin tinggi dorongan untuk tidur atau kemungkinan tidur," kata Jackson kepada Live Science.

Saat tidur, dorongan untuk tidur perlahan menghilang dan memberi sinyal kepada tubuh saat kita harus bangun.

Sebaliknya, ritme sirkadian yang mengatur jam bangun kita, juga dikendalikan oleh sel-sel hipotalamus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com