Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2018, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Buah yang beraneka warna mungkin bukan hal yang baru. Sebut saja apel, pisang, nanas, anggur, lain sebagainya.

Di lain pihak, buah seperti melon, semangka, mangga, atau jeruk punya kulit berwarna hijau mirip daun. Tapi ketika dikupas, buah-buah ini punya warna yang tak kalah menarik dengan buah-buah lain.

Ini menjadi pertanyaan, bagaimana buah-buahan tersebut bisa memiliki warna yang memikat mata?

Salah satu teori tentang munculnya warna-warna ini adalah sebagai pemikat burung dan kawanan hewan lain.

Sejak 1800-an, para peneliti berspekulasi bahwa warna tersebut berguna untuk menarik perhatian hewan tertentu.

Namun, bukti yang mendukung gagasan itu tidak cukup kuat. Terlebih lagi, apakah hewan melihat warna seperti manusia masih menjadi perdebatan.

Ada alasan bagus untuk meragukan teori bahwa hewan melihat warna seperti manusia. Itu karena manusia memiliki tiga jenis sel kerucut penginderaan warna di mata yang masing-masing sensitif terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda.

Padahal, kebanyakan mamalia hanya memiliki dua jenis sel kerucut saja. Sedang burung memiliki empat sel kerucut.

Artinya, setiap warna ini tidak terlihat sama bagi hewan-hewan tersebut.

"Dengan pengecualian segelintir primata lainnya, tidak ada hewan lain di Bumi yang melihat warna seperti yang kita lakukan," ungkap Kim Valenta, co-author penelitian ini dikutip dari Phys.org, Selasa (25/09/2018).

Baca juga: Gara-gara Buah Busuk, Inggris Diserang Tawon Mabuk

Penelitian lain mengungkap bahwa warna pada buah mungkin karena kekerabatan genetik. Dengan kata lain, tanaman yang menghasilkan buah berwarna merah mungkin punya nenek moyang yang menghasilkan buah dengan warna sama.

Tak hanya itu, spekulasi lain yang berkembang adalah waran tersebut dipengaruhi faktor lingkungan. Garis lintang, suhu, atau sifat tanah merupakan beberapa faktor yang dicurigai mempengaruhi warna tersebut.

Untuk menemukan alasan yang tepat, Omer Nevo daru University of Ulm, Jerman dan koleganya mengumpulkan data warna pemantulan buah dari 97 spesies tanaman di Uganda dan Madagaskar.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa warna buah dari spesies berkerabat tidak lebih mirip dari yang diharapkan.

Sebaliknya, buah yang dimakan oleh mamalia seperti monyet dan kera memiliki pantulan warna hijau lebih dominan. Sedangkan buah yang dikonsumsi burung punya warna merah atau yang mencolok.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports ini memberikan dukungan kuat pada gagasan bahwa penyebaran hewan adalah pendorong evolusi warna buah di wilayah tropis.

Apalagi, tim itu juga menemukan tanaman yang buahnya memantulkan sinar ultraviolet juga cenderung memiliki daun yang memantulkan sinar UV. Ini menunjukkan bahwa warna buah setidaknya sebagian merupakan respons terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi seluruh tanaman.

"Mungkin keterlihatan visual ini menarik, tapi aroma lebih penting untuk memikat hewan yang penciumannya lebih tajam dibanding pandangan mereka," kata Nevo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau