Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambut Bisa "Mencium", Ilmuwan Bikin Parfum untuk Atasi Kebotakan

Kompas.com - 19/09/2018, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kebotakan adalah masalah besar bagi sebagian orang. Namun, para ilmuwan kini mencoba mencari jalan keluarnya dari sebuah parfum.

Parfum yang dimaksud adalah sebuah bahan kimia yang mulanya dirancang untuk meniru bau cendana. Ternyata ketika diaplikasikan, bahan tersebut juga punya kekuatan untuk merangsang pertumbuhan rambut pada manusia.

Awalnya, penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Manchester University itu menggunakan jaringan kulit kepala di laboratorium.

Hasilnya menunjukkan cara ini efektif sebagai perawatan rambut rontok. Hal itu juga dibuktikan saat uji coba terhadap relawan manusia.

Tim ini mengatakan hasilnya tidak jauh berbeda dari uji coba di laboratorium.

"Ini adalah pertama kalinya penelitian menunjukkan bahwa remodelling mini- organ (rambut) dari manusia normal bisa diatur oleh bau pewangi kosmetika yang banyak digunakan," ujar Profesor Ralf Paus, pemimpin penelitian ini dikutip dari The Independent, Rabu (19/09/2018).

Hasil ini sebenarnya didapatkan para ilmuwan setelah menyadap jalur kimia kuno yang ditemukan di folikel rambut. Cara itu memungkinkan perlambatan kematian dari rambut serta mendorong pertumbuhannya.

Sebagai informasi, bau sendiri adalah sensasi yang dpicu oleh molekul kimiawi pewangi yang didapati oleh sel-sel khusus di hidung.

Uniknya, proses yang mendukung fenomena ini tidak terbatas pada saluran hidung saja. Bahkan, jalur kimia yang sama mengatur berbagai fungsi lain di tubuh, termasuk dalam pertumbuhan rambut.

Baca juga: Tak Sengaja, Ahli Temukan Efek Samping Obat Ini Bisa Atasi Kebotakan

Para peneliti juga menemukan menerapkan pewangi cendana sintetis tersebut ke jaringan kulit kepala bisa membuat dua efek.

Pertama, bisa meningkatkan pertumbuhan rambut. Kedua, untuk mengurangi kematian sel di kulit kepala.

Dalam laporannya di jurnal Nature Communications, para peneliti menyebutnya sebagai efek pertumbuhan rambut fungsional yang penting dan secara klinis relevan.

Menariknya, temuan tersebut membuktikan bahwa folikel rambut manusia bisa "mencium". Dengan kata lain, mereka memanfaatkan reseptor bau kuno untuk mengontrol fungsi utama seperti pertumbuhan.

"Sebuah studi percontohan klinis yang sangat kecil, pendek, dan awal yang dilakukan oleh organisasi penelitian kontrak independen CRO pada 20 relawan perempuan dengan Sandalore topikal telah menunjukkan pengurangan kerontokan rambut setiap hari," kata Prof Paus.

Tak puas dengan penelitian tersebut, para peneliti ingin melakukan percobaan klinis dalam skala besar dan profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com