Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2018, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Tamanan punya sinyal mirip sistem saraf hewan Tamanan punya sinyal mirip sistem saraf hewan

KOMPAS.com - Saat terluka, biasanya tubuh kita akan memberi reaksi untuk luka tersebut. Hal ini tidak hanya terjadi pada manusia, tapi juga pada hewan.

Bahkan, menurut sebuah penelitian terbaru, hal ini juga terjadi pada tumbuhan. Artinya, tanaman juga menggunakan molekul pemberi sinyal yang sama dengan hewan.

Padahal, seperti yang kita tahu tanaman tidak memiliki saraf. Lalu bagaimana mereka bisa memberi sinyal tersebut?

Ternyata penelitian yang menggunakan protein fluorescent ini menunjukkan bahwa tanaman memiliki sesuatu yang mirip dengan sistem saraf.

"Kami tahu ada sistem sinyal sistemik, dan jika Anda melukai tanaman di satu bagian maka akan memicu respons pertahanannya. Tapi kami tidak tahu apa yang ada di balik sistem ini," ungkap Simon Gilroy, ahli botani dari University of Wisconsin-Madison dikutip dari Science Alert, Jumat (14/09/2018).

Penggunaan fluorescent memudahkan para peneliti untuk menandai dan mengawasi sinyal yang berjalan dalam gelombang pada tanaman sebagai respons terhadap stressor atau bagian terluka.

Dengan fluorescent, sinyal tersebut terlihat seperti cahaya yang menyala. Protein tersebut hanya bereaksi pada kalsium.

Dengan kata lain, jika tingkat kalsium pada suatu bagian meningkat maka akan terlihat warna menyala pada bagian tersebut.

Mulanya, tingkat kalsium digunakan para peneliti untuk melihat bagaimana tanaman merespons gravitasi.

Setelahnya, ahli botani Masatgusu Toyota merekayasa tanaman sawi secara genetika yang memungkinkan para ilmuwan mengamati perubahan tingkat kalsium secara real-time.

Baca juga: Hati-hati, Kebiasaan Simpan Dompet di Saku Belakang Bisa Sebabkan Gangguan Saraf

Untuk melihat bagaimana reaksi tanaman, mereka memotong sedikit pucuk daun. Hasilnya, terlihat perubahan tingkat kalsium pada bagian lain tanaman.

Ini mirip dengan pelepasan asam amino yang disebut glutamat pada hewan. Pelepasan protein di suatu bagian tubuh akan memicu gelombang ion kalsium bermuatan listrik merambat ke sel-sel yang lebih jauh dari lokasi tersebut.

Meski cara kerjanya mirip, namun kecepatan reaksi ini sangat berbeda pada tanaman dan hewan.

Gelombang cahaya pada tanaman di atas bergerak sekitar satu milimeter per detik. Ini jauh lebih lambat dari sinyal saraf hewan yang bergerak hingga 120 meter per detik.

Namun, menurut para peneliti cara ini merupakan komunikasi super cepat untuk tanaman.

Menurut Gilroy, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science ini menjadi salah satu pemecah teka-teki bagaimana sel tumbuhan berkomunikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau