KOMPAS.com – Laut dalam sampai saat ini masih menyimpan misteri yang belum bisa dijelaskan seluruhnya oleh manusia.
Seperti dilansir dari News Week, Senin (10/09/2018), Thomas Linley, dari Newcastle University, Inggris baru saja menemukan tiga spesies baru dari ikan siput.
Ketiga ikan tersebut ditemukan berenang di kedalaman sekitar 8 kilometer dari permukaan laut di palung Atacama, Pasifik.
Untuk dapat menemukan mereka, Linley dan tim peneliti menjatuhkan kamera yang sudah diberikan umpan dan perangkap ke perairan pasifik ini.
Begitu mendarat di dasar laut, kamera ini melakukan penjelajahan sebanyak 27 kali dan menyelidiki wilayah palung mulai dari kedalaman 2,5 hingga 8 kilometer di bawah permukaan laut yang berada di antara Peru dan Chile.
Di antara makhluk yang mereka amati, di sekitar umpan mereka memang tiga spesies baru dari hewan yang bertubuh lunak dan tembus pandang ini yang menarik perhatian mereka.
Dengan hidup di lautan dalam seperti ini, Linley meyakini, mereka dapat hidup bebas dari pesaing atau pemangsa lainnya seperti halnya di wilayah permukaan laut.
“Saya memiliki ketertarikan pada ikan, jadi saya pikir bahwa ikan siput baru ini luar biasa. Tiga spesies, dengan perbedaan yang jelas pada bentuk tubuh mereka menunjukkan gaya hidup yang berbeda, benar-benar merupakan kejutan. ” jelas Thomas Linley.
Untuk sementara, tiga ikan ini diberi panggilan ‘si merah jambu, si biru, dan si ungu dari Atacama’. Panggilan tersebut disesuaikan oleh warna dari tubuh mereka.
Ikan ini tergolong unik karena mampu bertahan dengan lingkungan ekstrem di lautan dalam.
Menariknya, tiga ikan ini tidak seperti ikan laut dalam yang biasanya orang bayangkan —berduri dan menyeramkan.
Baca juga: Seukuran Bulir Beras, Spesies Baru Kuda Laut Ini Ditemukan di Jepang
Sebaliknya, tiga ikan ini terlihat lebih manis dan memiliki tubuh yang transparan.
“Struktur gelatin mereka menunjukkan mereka sempurna dalam beradaptasi untuk hidup pada tekanan yang ekstrem dan faktanya struktur yang paling keras yang ada pada tubuh mereka adalah gigi dan tulang di telinga bagian dalam mereka yang memberi mereka keseimbangan,” ujar Linley dikutip dari The Independent, Senin (10/09/2018).
Linley menambahkan, dengan struktur yang sedemikian rupa, jika ikan ini diangkat ke permukaan maka tubuh mereka akan segera hancur.
Itu karena tekanan laut yang sangat ekstrem dan suhu yang sangat dingin mendukung tubuh mereka.
Selain ikan siput yang elusif, para ilmuwan juga berhasil menangkap gambar dari krustasea berkaki panjang langka yang dikenal sebagai munnopsids, berukuran sebesar tangan manusia.
Saat ini, temuan Linley dan tim sedang dipresentasikan pada Challenger Conference di Newcastle University minggu ini, di mana para ilmuwan kelautan berkumpul untuk berbagi penelitian terbaru mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.