Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Keramat di Selandia Baru Sedang Sekarat, Ada Apa?

Kompas.com - 01/08/2018, 08:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Tidak ada yang tahu pasti berapa usia Tane Mahuta. Ada yang bilang bahwa pohon di hutan Waipoua, Selandia Baru itu sudah ada sejak 1.250 tahun yang lalu, atau bahkan 2.500 tahun yang lalu.

Satu hal yang pasti, pohon ini sedang menghadapi ancaman serius.

Tane Mahuta, yang dinamai demikian untuk menghormati dewa Maori dan anak dewa langit Ranginui, adalah sebuah pohon kauri (Agathis australis) yang tingginya mencapai 50 meter dan lebarnya mencapai 13 meter.

Pada jarak 60 meter dari akarnya, sebuah patogen yang menyebabkan kematian kauri sedang menyebar.

Baca juga: Pohon Kehidupan Berusia Ribuan Tahun Mati Secara Massal, Ada Apa?

Patogen yang ditemukan sekitar satu dekade yang lalu ini adalah sejenis kapang air yang masih berhubungan dengan mikroba yang menyebabkan Wabah Kelaparan Besar di Irlandia. Ia hidup di tanah dan menyerang akar pohon. Korbannya diduga sudah ribuan sejak 1950-an.

Sejauh ini, para ahli belum menemukan cara yang efektif untuk menangkal patogen ini. Pilihannya hanyalah memotong pohon-pohon yang terinfeksi, dan mencegah penyebaran patogen ini.

Masalahnya, patogen ini sangat mudah disebarkan. Ia bisa hidup kaki hewan dan manusia selama enam tahun dan berpindah ke tempat baru.

Sekalipun pengelola taman telah menambahkan papan untuk berjalan dan tempat-tempat untuk membersihkan sepatu, terobosan masih dibutuhkan untuk menghentikannya.

Amanda Black, seorang ilmuwan yang menyerukan mengenai keadaan Tane Mahuta, khawatir bila pohon keramat itu sudah terlanjur terinfeksi. Sebab, akar Tane Mahuta menjalar hingga 60 meter jauhnya, tepat pada lokasi tanah yang telah dikontaminasi oleh patogen ini.

Dia pun meminta pemerintah Selandia Baru untuk lebih proaktif dalam melindungi Tane Mahuta, tidak sekadar mengklasifikasikannya sebagai spesies terancam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com