Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Perempuan Lebih Merasakan Efek Alkohol Dibanding Pria

Kompas.com - 13/07/2018, 17:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Dahulu, pria di negara barat sebagian besar mengonsumsi alkohol. Namun, para pakar epidemiologi mencatat adanya peningkatan permintaan alkohol oleh perempuan dan perlahan menggeser ketimpangan itu.

Secara keseluruhan, laki-laki dua kali lebih mungkin mabuk-mabukan daripada perempuan. Tapi tidak demikian adanya pada kelompok yang lebih muda.

Perempuan yang lahir antara tahun 1991 sampai 2000 mengonsumsi alkohol sama banyaknya dengan laki-laki. Ke depannya, tingkat konsumsi alkohol pada perempuan sangat mungkin melampaui laki-laki.

Semakin banyak perempuan juga merasakan efek buruk dari alkohol. Data menunjukkan, tingkat kematian akibat sirosis (kerusakan liver) melonjak 57 persen di kalangan perempuan berusia 45 sampai 64 tahun pada tahun 2000 sampai 2015 di AS, dibandingkan 21 persen di kalangan laki-laki.

Baca juga: Pantai Tercemar Alkohol dari Pabrik Miras, Puluhan Burung Camar Mabuk

Angka tersebut meningkat 18 persen di kalangan perempuan usia 25 sampai 44 tahun, kendati menurun 10 pesen di kalangan laki-laki sebaya.

Tapi masalahnya tidak sekadar perempuan minum alkohol lebih banyak dari laki-laki. Para peneliti menemukan bahwa tubuh perempuan terdampak alkohol secara berbeda dibandingkan laki-laki.

Ahli menemukan, perempuan menghasilkan enzim bernama alkohol dehidrogenasi (ADH), yang dikeluarkan di liver dan berfungsi mengeluarkan alkohol di dalam tubuh, dalam kuantitas yang lebih kecil.

Sementara itu, lemak mempertahankan alkohol, sedangkan air membantu menguraikannya.

Jadi karena tubuh perempuan memiliki lebih banyak lemak dan air yang lebih sedikit, perempuan mengalami respon psikologis yang lebih dramatis terhadap alkohol.

"Kerentanan itulah yang mendasari kita mengamati peningkatan masalah medis pada perempuan dengan gangguan alkohol, dibandingkan laki-laki," kata Dawn Sugarman, profesor psikologi di Sekolah Medis Harvard.

Perempuan yang minum alkohol berlebihan juga cenderung mengembangkan adiksi dan masalah kesehatan lainnya lebih cepat daripada laki-laki.

Fenomena ini disebut telescoping, yakni perempuan dengan masalah alkohol cenderung mulai minum-minum di usia lebih tua daripada laki-laki, tapi mereka lebih cepat ketagihan alkohol. Perempuan juga lebih cepat merasakan penyakit liver serta gangguan pada jantung dan syaraf.

Baca juga: Studi: Alkohol Bikin Gejala Jelang Menstruasi Makin Parah

Banyak perbedaan berbasis-gender dalam efek alkohol pada tubuh baru ditemukan dalam beberapa dekade belakangan. Studi tentang perbedaan berbasis-gender dalam ADH, misalnya, dipublikasikan pada tahun 1990.

Bahkan, hampir semua studi klinis tentang alkohol dilakukan pada laki-laki sampai tahun 90-an.

Asumsi bahwa alkohol hanya masalah laki-laki membuat para ilmuwan melewatkan mempelajari risikonya terhadap perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com