Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kabar Tsunami 57 Meter, Nelayan Pandeglang Merugi

Kompas.com - 11/04/2018, 20:03 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan mengenai potensi tsunami 57 meter yang ditulis sebagai prediksi menimbulkan kecemasan bagi para nelayan di Pandeglang, Banten.

Pasalnya, wilayah mereka disebut sebagai yang paling terdampak. Padahal, keseharian mereka dekat dengan laut.

Para nelayan diliputi rasa takut akan ngerinya tinggi gelombang yang akan menghantam tempat mereka hidup dan mencari makan.

Beberapa nelayan bahkan sempat menghentikan sementara aktivitas mencari ikan di laut.

“Kita sebagai masyarakat di pesisir merasa resah," beber Ketua Paguyuban Nelayan Pandeglang, Nawawi dalam diskusi yang digelar Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) di Jakarta, Rabu (11/4/2018).

“Sempat ada rekan kami yang mengungsi karena dipikirnya tsunami akan terjadi saat itu juga,” imbuh Nawawi.

Baca juga : Katanya Bisa Memicu Tsunami Besar, Apa Sebenarnya Megathrust?

Nawawi berkata bahwa isu tsunami yang dihembuskan sebagai prediksi itu berdampak pada roda perputaran ekonomi.

Tangkapan ikan berkurang karena nelayan takut melaut. Selain itu, kunjungan wisata menurun. Ini berpengaruh pada permintaan ikan dari restoran di lokasi wisata yang menurun.

“Ikan sedikit karena enggak melaut. Seharusnya harga ikan jadi mahal. Namun karena dari rumah makan permintaan dikit, makanya harganya murah,” keluh Nawawi.

Selain terdampak secara ekonomi, dari sisi psikologis nelayan Pandeglang cukup terguncang. Di pikiran masyarakat telanjur tertanam ketakutan bahwa daerah mereka akan dihantam tsunami. Akibatnya, masyarakat sulit melupakan kabar menghebohkan ini.

“Mungkin tidak cukup waktu satu hingga dua minggu untuk melupakan masalah ini,” imbuhnya.  

Bukan Prediksi

Ditemui dalam kesempatan terpisah, Widjo Kongko, Ahli Tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengaku tidak mengatakan prediksi tsunami bakal terjadi di Pandeglang.

Baca juga : Polemik Potensi Tsunami 57 Meter, Pelajaran Komunikasi Sains

Ia hanya memaparkan temuannya mengenai potensi tsunami berdasarkan pemodelan komputer sebagai bekal menghadapi bencana tsunami dan gempa. Selain itu, masih dibutuhkan kajian lanjutan untuk menyempurnakan permodelan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik.

“Itu salah satu yang membuat masyarakat salah paham. Prediksi itu untuk menyatakan akan terjadi dan pasti. Kalau potensi, belum tentu terjadi tapi pasti itu tersimpan,” ujarnya dalam diskusi bertema “Ancaman Tsunami Menelan Pulau Jawa, Fakta atau Hoax” di Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, M. Riyadi meminta masyarakat tidak perlu panik dengan kabar tsunami tersebut.

Untuk mendapatkan informasi yang terpercaya, masyarakat diimbau memantau informasi terkini mengenai gempa dan tsunami lewat saluran resmi yang dimiliki BMKG. "Instansi yang menyampaikan informasi gempa bumi dan peringatan tsunami satu-satunya adalah BMKG," tegasnya. 

BMKG, kata Riyadi akan terus mengabarkan pembaruan informasi mengenai gempa bumi dan tsunami secara lebih tepat dan akurat sesuai dengan yang tertuang dalam UU no 31 tahun 2009. “Kami diberikan tugas oleh pemerintah untuk memberikan peringatan terkait informasi gempa bumi dan tsunami,” ujarnya.

Baca juga : Berkaca Gempa Italia, Bagaimana Memaknai Potensi Tsunami 57 Meter?  

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com