Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Penyintas Kanker Testis Rentan Terkena Penyakit Jantung

Kompas.com - 04/04/2018, 07:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat dinyatakan sembuh dari kanker testis, sudah selayaknya seorang pria berbahagia dan bersyukur. Namun, para peneliti menyarankan untuk tidak terlena, dan terus mengamati gejala-gejala di tubuh agar terhindar dari penyakit jantung. 

Studi terbaru mengungkapkan bahwa para penyintas kanker testis yang masih berusia muda rentan memiliki gangguan jantung. 

"Kami menemukan bahwa satu dari 10 penyintas kanker testis di bawah usia 30 tahun memiliki sindrom metabolik, dan jumlah tersebut meningkat sepertiganya ketika menginjak usia di atas 50 tahun," kata Abu Zaid, seorang asisten profesor kedokteran di Pusat Kanker Univesitas Indiana. 

Sindrom metabolik didefinisikan sebagai tiga atau lebih gejala metabolisme yang terjadi bersamaan di dalam tubuh, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, peningkatan trigliserida, penurunan kadar kolesterol tidak berbahaya rendah dan diabetes.

Baca Juga: Viagra Berpotensi Selamatkan Banyak Nyawa dari Kanker Kolorektal

Dr Timothy Gilligan, Ketua Panel Panduan NCCN Kanker Testis, menegaskan bahwa risiko yang harus dihadapi oleh para penyintas kanker, tidak berhenti saat mendapat remisi.

"Penyintas kanker testis yang perawatannya termasuk kemoterapi, terapi radiasi, atau keduanya, memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular," kata Gilligan.

"Studi ini memberikan informasi berharga saat kami mencoba memahami penyebabnya," tambahnya, dikutip dari Consumer.Healthday, Senin (2/4/2018).

Abu Zaid dan rekan-rekannya meneliti 486 penyintas kanker testis yang menjalani pengobatan menggunakan kemoterapi berbasis platinum. Mereka lalu membandingkannya dengan kondisi pria yang tidak memiliki kanker testis.

Hasilnya menunjukkan bahwa para pasien kanker lebih lebih rentan terkena penyakit jantung.

Data laporannya sebagai berikut, para penyintas lebih rentan memiliki tekanan darah tinggi (43 persen dibanding 31 persen), kadar kolestrol umum yang lebih tinggi (26 persen dibanding 11 persen), lebih banyak kolesterol berbahaya (18 persen dibanding 9 persen), dan kelebihan berat badan (75 persen dibanding 69 persen).

Sebaliknya, para penyintas memiliki lebih sedikit kadar kolesterol tidak berbahaya (24 persen dibanding 35 persen), dan lebih jarang mengalami obesitas perut (28 persen berbanding 40 persen).

Baca Juga: Rahasia Keampuhan Gajah Melawan Ancaman Kanker Terungkap

Namun demikian, para peneliti masih mencari penyebab munculnya sindrom metabolik tersebut.

"Pada saat ini, tidak ada kriteria khusus untuk menentukan penyebab sindrom metabolik terhadap penderita kanker, dan penelitian tentang kriteria tersebut juga akan memerlukan waktu yang lama dari para penyintas kanker," kata Abu Zaid.

Melalui penelitian ini, Abu Zaid dan kolega pun berharap untuk mengurangi jumlah penderita sakit jantung di antara penyintas kanker testis dengan mengenali gejala-gejalanya sejak dini.  

"Ini akan membantu kami memahami faktor risiko mana yang lebih mungkin mengarah pada penyakit jantung untuk para penyintas khusus ini," tambahnya.

Untuk itu, para peneliti menyarankan para ahli medis untuk meneliti dan merawat lebih detail terhadap pasien kanker testis.

Selain itu, pasien disarankan melakukan gaya hidup sehat, misalnya berolah raga dan tidak merokok.

Studi ini telah dipublikasikan secara online di Journal of National Comprehensive Cancer Network.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com